Seorang Pasien Keluhkan Pelayanan Di RSUD Kota Banjar
PANGANDARANNEWS.COM- Perasaan tidak puas atas pelayanan Rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Banjar dirasakan salah satu keluarga pasien, Sajidin (33) saat mendampingi orangtuanya bernama Sarjiah (45) yang sedang kontrol kesehatan ke spesialis psikiatri. (6/12)
Memurut Sajidin ia merasa tidak puas dengan pelayanan RSUD Banjar, pasalnya attitude seorang dokter psikiatri kurang baik di matanya.
Sajidin menuturkan, sesampainya di lokasi sekitar pukul 07:30 pagi, Sajidin mengantri mengambil nomer antrian hingga mendapatkan nomer antrian C73. Kurang lebih 30 menit nomer antrian C73 mendapat panggilan dari loket empat dan di arahkan ke ruang pemeriksaan psikiatri. Terlihat di ruangan psikiatri penuh dengan pasien yang sedang menunggu pemanggilan, Sebelum memasuki ruang dokter pasien orangtuanya pun diperiksa terlebih dahulu terkait keluhan oleh petugas pendamping dokter yang sedang ditemani anak kecil yang diduga anaknya, di area persis depan ruanganya.
"Kalo gak salah jam 08:30 pagi, Ibu saya diperiksa tentang keluhanya, biasanya ibu saya kalau ditanya dokter atau pendamping dokter tidak pernah terbuka makanya waktu itu saya yang memberi keterangan kepada pendamping dokter, " ungkapnya kepada PNews. (07/12)
Samidin menambahkan, ia tidak bisa menjelaskan semua soalnya kata pendamping dokter tersebut kalau lebih rincinya nanti ditanyakan oleh dokter. Namun karena Sajidin tidak memakai masker ia pun dilarang masuk ke ruangan dokter apa pun dalihnya.
"Saya memohon kepada si pendamping supaya diizinkan masuk tapi tetep tidak bisa, lalu saya pun diarahkan untuk membeli masker dulu ke warung depan baru bisa masuk, "terangnya.
Ahirnya, kata Sajidin ia pun membeli dulu masker supaya bisa masuk mendampingi orangtuanya ke ruangan dokter.
Namum setelah berhadapan dengan dokter Diah, ia menyebut pelayanan dokter psikiatri di luar dugaannya bahkan dokter tersebut sempat mengeluarkan nada tinggi memanggil petugas pendampingnya.
"Pas saya menggeserkan kursi sekitar 10 cm saya kaget karena dokter teriak-teriak memanggil petugas karena saya telah menggeserkan kursi, padahal saya hanya berniat ingin lebih dekat supaya penyampaian keterangan dokter lebih jelas kedengaranya," jelas Samidi.
"Saya kena marah dokter, katanya saya pasien bandel, kata dokter dia merhatiin saya dari dalam karena tidak memakai masker, "tambahnya.
Setelah beberapa menit orangtua Sajidin pun diperiksa dan diberi pertanyaan oleh dokter Diah, dn ia pun di sarankan untuk keluar dari ruanganya.
"Silahkan bapa keluar pemeriksaan sudah selsai kata si dokter kepada kami, "ucap Sajidin.
Sebelum keluar Sajidin sempat meminta waktu untuk pemeriksaan ibunya karena ada beberapa keluhan dan perilaku aneh yang akan ia sampaikan. Namun sayang dokter tidak memberi waktu karena pemeriksaan ibunya sudah selsai. Sajidin pun mencoba diam karena ia mau menyampaikan keluhan ibunya tapi dokter malah teriak-teriak lagi memanggil pendamping dan menyuruh pendamping menelpon pihak pelayanan.
"Saya disuruh menunggu di depan soalnya kata si pendamping mau ada dari pihak pelayanan datang kesini, "terang Sajidin.
Setelah menunggu beberapa menit dua orang dari petugas pelayanan datang menghampiri dan membawa Sajidin dan Ibunya ke ruangan yang tidak jauh dari ruang pemeriksaan. Kemudian ia disuruh menceritakan kronologi dari awal sampai ahir, lalu Sajidin pun menuturkan bahwa ia kurang memahami karakter dokter Diah, dan pihak pelayanan pun meminta maaf atas nama dokter Diah.
"Saya berharap pihak RSUD Banjar bisa mengedepankan attitude yang baik dalam melayani pasien apalagi pelayanan terhadap pasien disabilitas, "kata Sajidin.(bill)