GOA CIRAWUN DAN KISAH DALEM SEMBAH AGUNG
https://www.pangandarannews.com/2016/10/goa-cirawun-dan-kisah-dalem-sembah-agung.html
CIJULANG-Goa Cirawun, kekayaan alam Desa Masawah Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran bisa menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan objek wisata Pangandaran. Bagi masyarakat setempat sendiri, goa cirawun disebut sebagai gunung Cirawun karena letaknya berada di area perbukitan serta goa ini lebih dikenal sebagai situs karena diyakini menjadi salah satu tempat singgah seorang tokoh masyarakat jaman dulu bernama Pangeran Rangga Carita, anak dari Dalem Sembah Agung (Cijulang).
Penyebaran siar Islam di Tatar Galuh selatan, tepatnya di Pangandaran tak lepas dari jasa dan kedigjayaan kerajaan Mataram pada waktu itu. Dua tokoh penting yang melakukan perjalanan dari Mataram ke tanah pakidulan dalam penyebaran agama Islam yaitu Sembah Kalincir Putih yang patilasannya bisa kita temui di Karang Petir Desa Parigi dan ulama jumhur Dalem Sembah Agung, yang patilasannya berada di Dusun Pasuketan Desa Batukaras Kecamatan Cijulang merupakan ayah dari Kyai Rangga Carita.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Ibid (70), menuturkan, Pangeran Rangga Carita semasa kecil tinggal bersama ayahnya di Sandaan, Cijulang. Pada saat Pangeran Rangga Carita sedang ditidurkan pada sebuah ayunan, karena ibunya ada keperluan, maka Rangga Carita dititipkan kepada suaminya, Dalem Sembah Agung dan saat itu isterinya berpesan apabila anaknya menangis jangan dilihat. Tetapi pada saat Rangga Carita menangis dalam ayunan, Dalem Sembah Agung tetap melihat Rangga Carita dan seketika anaknya pun menghilang entah kemana.
“Setelah Pangeran Rangga Carita menghilang dari ayunan, Dalem Sembah Agung bersama isterinya pun mencari-cari anaknya ke berbagai tempat. “Cerita Ibid.
Di suatu tempat, masih cerita Ibid, Dalem Sembah Agung menemukan peso (pisau) anaknya yang biasa diselipkan di tubuhnya, dan sampai sekarang tempat tersebut dikenal masyarakat dengan kampung Cipeso, berada di wilayah Desa Cijulang.
Selanjutnya dalam perjalanan pencarian anaknya tersebut, Dalem Sembah Agung dan isterinya tidak sengaja menemukan kain wawadasan, dan tempat tersebut sampai sekarang disebut Kalenwadas, salah satu dusun masih di Desa Cijulang.
“Pencarian yang dilakukan oleh Dalem Sembah Agung bersama isterinya berakhir hingga di sebuah goa yaitu Goa Cirawun. “lanjut Ibid.
Konon, Ketika Pangeran Rangga Carita sedang duduk bersila di satu tempat dan telah bisa bicara, saat itu ia menginginkan diberi nama. Tapi waktu masih bersama ayah-ibunya, belum sempat memberi nama. Akhirnya ia pun membuat nama untuk dirinya sendiri, Rangga Carita yang selanjutnya berubah nama menjadi Sultan Muradi, (AGE)
Penyebaran siar Islam di Tatar Galuh selatan, tepatnya di Pangandaran tak lepas dari jasa dan kedigjayaan kerajaan Mataram pada waktu itu. Dua tokoh penting yang melakukan perjalanan dari Mataram ke tanah pakidulan dalam penyebaran agama Islam yaitu Sembah Kalincir Putih yang patilasannya bisa kita temui di Karang Petir Desa Parigi dan ulama jumhur Dalem Sembah Agung, yang patilasannya berada di Dusun Pasuketan Desa Batukaras Kecamatan Cijulang merupakan ayah dari Kyai Rangga Carita.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Ibid (70), menuturkan, Pangeran Rangga Carita semasa kecil tinggal bersama ayahnya di Sandaan, Cijulang. Pada saat Pangeran Rangga Carita sedang ditidurkan pada sebuah ayunan, karena ibunya ada keperluan, maka Rangga Carita dititipkan kepada suaminya, Dalem Sembah Agung dan saat itu isterinya berpesan apabila anaknya menangis jangan dilihat. Tetapi pada saat Rangga Carita menangis dalam ayunan, Dalem Sembah Agung tetap melihat Rangga Carita dan seketika anaknya pun menghilang entah kemana.
“Setelah Pangeran Rangga Carita menghilang dari ayunan, Dalem Sembah Agung bersama isterinya pun mencari-cari anaknya ke berbagai tempat. “Cerita Ibid.
Di suatu tempat, masih cerita Ibid, Dalem Sembah Agung menemukan peso (pisau) anaknya yang biasa diselipkan di tubuhnya, dan sampai sekarang tempat tersebut dikenal masyarakat dengan kampung Cipeso, berada di wilayah Desa Cijulang.
Selanjutnya dalam perjalanan pencarian anaknya tersebut, Dalem Sembah Agung dan isterinya tidak sengaja menemukan kain wawadasan, dan tempat tersebut sampai sekarang disebut Kalenwadas, salah satu dusun masih di Desa Cijulang.
“Pencarian yang dilakukan oleh Dalem Sembah Agung bersama isterinya berakhir hingga di sebuah goa yaitu Goa Cirawun. “lanjut Ibid.
Konon, Ketika Pangeran Rangga Carita sedang duduk bersila di satu tempat dan telah bisa bicara, saat itu ia menginginkan diberi nama. Tapi waktu masih bersama ayah-ibunya, belum sempat memberi nama. Akhirnya ia pun membuat nama untuk dirinya sendiri, Rangga Carita yang selanjutnya berubah nama menjadi Sultan Muradi, (AGE)