KUNJUNGAN PEMPROV JOGJAKARTA KE UMKM BINAAN BDC PANGANDARAN
https://www.pangandarannews.com/2017/04/kunjungan-pemprov-jogjakarta-ke-umkm.html
PANGANDARAN-Beberapa hari lalu (12/4), Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta melakukankunjungan ke beberapa UMKM binaan Business Development Center (BDC) Kabupaten Pangandaran.
Menurut kepala Dinas Perikanan Provisi Yogyakarta, Wahid, kunjungan yang diikuti 57 orang peserta Diklatpim IV angkatan II Badan Diklat Pendidikan dan Pelatihan tahun 2017 Pemerintah Derah Yogyakarta DIY,Kota Jogjakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, Pati, Kebumen dab KPU Lampung, dengan melakukan kunjungan ini diharapkan ada out come positif untuk DI Yogyakarta.
“Kami melakukan lokus benchmarking di Kabupaten Pangandaran dari beberapa sumber dan referensi yang kami terima tentunya, juga dari di media serta Pemda Pangandaran ‘’ungkap Wahid.
Dikatakan Wahid, pihaknya merasa kagum, Daerah ototnomi Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran dengan usianya yang masih belia sudah bisa menunjukan diri sebagai DOB yang memang sangat berpotensi. Dengan merubah pola pikir birokrasi yang modern dan terbuka bisa menunjukan eksistensi serta mampu mensejajarkan diri dengan daerah lain, dan hasilnya pun bisa dirasakan langsung masyarakat Pangandaran.
“Dibawah pimpinan Bupati H. Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati H. Adang Hadari serta keterlibatan KADIN telah mampu mendorong kemajuan di sektor pariwisata dan ekonomi. “ kata Wahid.
Dengan pertimbangan semua itu, lanjut Wahid, pihaknya tidak salah jika Kabupaten Pangandaran dijadikan lokus benchmarking yang salah satu tujuannya mencari best Practise Usaha kreatif dari para enterprener muda yang inopatif di Pangandaran.
Selain itu, lanjut Wahid, jika hasil kajiannya tentang program mengangkat produk daerah menjadi produk unggulan dengan kemasan dan desain menarik memeberikan kesan modern namun tetap higienis, maka KADIN dan BDC Pangandaran baik untuk di kunjungi.
Namun menurut Wahid, sayang sosialisasinya kurang gencar serta penempatan quality control produk, manajemen dan showromnya belum tertata baik.
“Seharusnya tempatnya terpisah, dan di Desa Wonoharjo ini kurang strategis karena jauh dari keramaian. Imbuh Wahid.
Sementara Ketua KADIN Pangandaran, H. Teddy Sonjaya mengatakan, walau pun Pangandaran sebenarnya belum pantas dijadikan tujuan lokus benchmarking, tapi pihaknya berharap bisa memberikan manfaat dan saling bertukar pengalaman.
“Jujur saja, awalnya saya kaget dan tidak percaya saat mendapat surat kunjungan datang dari pemprov Yogyakarta yang sudah terkenal dengan seabreg prestasinya. “tutur Teddy.
Menurut Teddy, di sisi kopentensi pihaknya merasa belum mumpuni apa lagi untuk dijadikan tempat lokus benchmarking best practice. Karena yang bisa masuk katagori tersebut, masih kata Teddy, harus mencapai prestasi program yang sangat luar biasa. Dan jika dibandingkan dengan tehnik, metode, proses di Kabupaten Kota dan Propinsi lain, maka pangandaran masih terbilang jauh dari katagori unngul apa lagi di anggap baik dalam pengelolaan program.
“Tapi mudah-mudahan kita bisa banyak belajar dari kunjungan teman-teman kabupaten-kota ini serta menjadikan dasar kita untuk lebih maju dan berkembang’’Ujar Teddy Sonajaya di damping Sultan abdul rosyid dan An an Ramdani dari Komite BDC Pangandaran.
Teddy yang juga Ketua BDC Pangandaran mengatakan, dilihat dari sisi aspek values, exeleces, perbaikan keterampilan dan pengembangan produk unggulan UMKM Pangandaran belum begitu terlihat, dan kalau saja benar BDC Pangandaran di jadikan indikator kegiatan perubahan sehingga keberhasilan pada kegiatan program pemberdayaan, itu semua berkat dukungan Pemda Pangandaran.
Menurut Teddy, selama ini pihaknya hanya memcoba berfartisipasi dan berafiliasi membantu proses sebisanya seperti, pemberian pemahaman budaya, perbaikan kerja usaha kecil, peningkatan SDM sederhana, memberikan pemahaman tentang kwalitas mutu produk dalam persaingan, bagai mana memilih mitra, sekaligus melakukan analisis pasar supaya dapat dengan mudah mengimplementasikannya di lapangan. Dan pada dasarnya mengadopsi sekaligus beradaptasi terhadap market best practice sudah sering di lakukan dinas terkait, justru menurut Teddy, ia banyak belajar dari mereka.
“Akan tetapi kami atas nama KADIN dan BDC Pangandaran mengucapkan terima kasih atas kepercayaanya yang di berikan ini, mudah-mudahan ke depan selalu banyak perbaikan tentu bermanfaat untuk masyarakat Pangandaran. “pungkas Teddy. ***
Menurut kepala Dinas Perikanan Provisi Yogyakarta, Wahid, kunjungan yang diikuti 57 orang peserta Diklatpim IV angkatan II Badan Diklat Pendidikan dan Pelatihan tahun 2017 Pemerintah Derah Yogyakarta DIY,Kota Jogjakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, Pati, Kebumen dab KPU Lampung, dengan melakukan kunjungan ini diharapkan ada out come positif untuk DI Yogyakarta.
“Kami melakukan lokus benchmarking di Kabupaten Pangandaran dari beberapa sumber dan referensi yang kami terima tentunya, juga dari di media serta Pemda Pangandaran ‘’ungkap Wahid.
Dikatakan Wahid, pihaknya merasa kagum, Daerah ototnomi Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran dengan usianya yang masih belia sudah bisa menunjukan diri sebagai DOB yang memang sangat berpotensi. Dengan merubah pola pikir birokrasi yang modern dan terbuka bisa menunjukan eksistensi serta mampu mensejajarkan diri dengan daerah lain, dan hasilnya pun bisa dirasakan langsung masyarakat Pangandaran.
“Dibawah pimpinan Bupati H. Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati H. Adang Hadari serta keterlibatan KADIN telah mampu mendorong kemajuan di sektor pariwisata dan ekonomi. “ kata Wahid.
Dengan pertimbangan semua itu, lanjut Wahid, pihaknya tidak salah jika Kabupaten Pangandaran dijadikan lokus benchmarking yang salah satu tujuannya mencari best Practise Usaha kreatif dari para enterprener muda yang inopatif di Pangandaran.
Selain itu, lanjut Wahid, jika hasil kajiannya tentang program mengangkat produk daerah menjadi produk unggulan dengan kemasan dan desain menarik memeberikan kesan modern namun tetap higienis, maka KADIN dan BDC Pangandaran baik untuk di kunjungi.
Namun menurut Wahid, sayang sosialisasinya kurang gencar serta penempatan quality control produk, manajemen dan showromnya belum tertata baik.
“Seharusnya tempatnya terpisah, dan di Desa Wonoharjo ini kurang strategis karena jauh dari keramaian. Imbuh Wahid.
Sementara Ketua KADIN Pangandaran, H. Teddy Sonjaya mengatakan, walau pun Pangandaran sebenarnya belum pantas dijadikan tujuan lokus benchmarking, tapi pihaknya berharap bisa memberikan manfaat dan saling bertukar pengalaman.
“Jujur saja, awalnya saya kaget dan tidak percaya saat mendapat surat kunjungan datang dari pemprov Yogyakarta yang sudah terkenal dengan seabreg prestasinya. “tutur Teddy.
Menurut Teddy, di sisi kopentensi pihaknya merasa belum mumpuni apa lagi untuk dijadikan tempat lokus benchmarking best practice. Karena yang bisa masuk katagori tersebut, masih kata Teddy, harus mencapai prestasi program yang sangat luar biasa. Dan jika dibandingkan dengan tehnik, metode, proses di Kabupaten Kota dan Propinsi lain, maka pangandaran masih terbilang jauh dari katagori unngul apa lagi di anggap baik dalam pengelolaan program.
“Tapi mudah-mudahan kita bisa banyak belajar dari kunjungan teman-teman kabupaten-kota ini serta menjadikan dasar kita untuk lebih maju dan berkembang’’Ujar Teddy Sonajaya di damping Sultan abdul rosyid dan An an Ramdani dari Komite BDC Pangandaran.
Teddy yang juga Ketua BDC Pangandaran mengatakan, dilihat dari sisi aspek values, exeleces, perbaikan keterampilan dan pengembangan produk unggulan UMKM Pangandaran belum begitu terlihat, dan kalau saja benar BDC Pangandaran di jadikan indikator kegiatan perubahan sehingga keberhasilan pada kegiatan program pemberdayaan, itu semua berkat dukungan Pemda Pangandaran.
Menurut Teddy, selama ini pihaknya hanya memcoba berfartisipasi dan berafiliasi membantu proses sebisanya seperti, pemberian pemahaman budaya, perbaikan kerja usaha kecil, peningkatan SDM sederhana, memberikan pemahaman tentang kwalitas mutu produk dalam persaingan, bagai mana memilih mitra, sekaligus melakukan analisis pasar supaya dapat dengan mudah mengimplementasikannya di lapangan. Dan pada dasarnya mengadopsi sekaligus beradaptasi terhadap market best practice sudah sering di lakukan dinas terkait, justru menurut Teddy, ia banyak belajar dari mereka.
“Akan tetapi kami atas nama KADIN dan BDC Pangandaran mengucapkan terima kasih atas kepercayaanya yang di berikan ini, mudah-mudahan ke depan selalu banyak perbaikan tentu bermanfaat untuk masyarakat Pangandaran. “pungkas Teddy. ***