WARGA KELUHKAN KENAIKAN LISTRIK PRABAYAR
https://www.pangandarannews.com/2017/05/warga-keluhkan-kenaikan-listrik-prabayar.html
CIJULANG - Saat ini hampir setiap rumah baru dan juga pelanggan listrik yang lama diharapkan untuk menggunakan listrik prabayar. Jenis listrik baru yang direkomendasikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini memang berbeda dengan listrik pasca bayar yang lebih dulu ada, listrik prabayar menggunakan skema mirip pulsa telepon celuller. Kalau mau listrik nyala, harus mengisi dulu voucher.
Listrik prabayar diklaim lebih ramah dan murah, pasalnya konsumen jadi lebih bisa mengatur pengeluaran per bulan. Namun kenyataannya saat ini banyak warga mengeluhkan listrik prabayar lebih boros pemakaiannya ketimbang pascabayar.
Seperti dikatakan, Nunu (46), warga Dusun Kalenwadas Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Ia mengatakan, lebih boros menggunakan listrik prabayar ketimbang dulu saat masih memakai pembayaran model listrik meteran yang dibayar per bulan.
Menurut Nunu, ketika masih menggunakan pasca bayar, dalam satu bulannya hanya Rp 80 ribu per bulan. Tapi setelah migrasi ke prabayar, setelelah dihitung-hitung ternyata dalam per bulannya ia harus membayar Rp 160 ribu.
"Setelah dihitung-hitung ternyata mendingan pakai listrik meteran saja karena lebih murah. “ungkapnya. (04/5).
Hal senada dikatakan Leny (36), warga Dusun Nusagede Kecamatan Cijulang, menurutnya ia merasa dibohongi waktu awal adanya listrik prabayar yang katanya lebih murah dibanding model listrik meteran yang dulu.
“Yang dikatakan petugas PLN saat itu lebih murah ternyata bohong, sebab kenyataannya mahal. “kata Leny.
Warga lainnya, Dewi (32) juga mengatakan keluhan yang sama, listrik pulsa bikin pusing, apalagi sekarang pulsa Rp 20 ribu ternya hanya mendapatkan 1350 kwh.
“Padahal bulan kemarin pulsa Rp 20 ribu mendapat 1760 kwh, terkesan PLN dalam menetapkan harga pulsa seperti asal-asalan, jelas kami wong cilik sangat keberatan, seharusnya PLN dalam memberi kebijakan tarif bisa lebih adil.", ungkapnya. (AGE)
Listrik prabayar diklaim lebih ramah dan murah, pasalnya konsumen jadi lebih bisa mengatur pengeluaran per bulan. Namun kenyataannya saat ini banyak warga mengeluhkan listrik prabayar lebih boros pemakaiannya ketimbang pascabayar.
Seperti dikatakan, Nunu (46), warga Dusun Kalenwadas Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Ia mengatakan, lebih boros menggunakan listrik prabayar ketimbang dulu saat masih memakai pembayaran model listrik meteran yang dibayar per bulan.
Menurut Nunu, ketika masih menggunakan pasca bayar, dalam satu bulannya hanya Rp 80 ribu per bulan. Tapi setelah migrasi ke prabayar, setelelah dihitung-hitung ternyata dalam per bulannya ia harus membayar Rp 160 ribu.
"Setelah dihitung-hitung ternyata mendingan pakai listrik meteran saja karena lebih murah. “ungkapnya. (04/5).
Hal senada dikatakan Leny (36), warga Dusun Nusagede Kecamatan Cijulang, menurutnya ia merasa dibohongi waktu awal adanya listrik prabayar yang katanya lebih murah dibanding model listrik meteran yang dulu.
“Yang dikatakan petugas PLN saat itu lebih murah ternyata bohong, sebab kenyataannya mahal. “kata Leny.
Warga lainnya, Dewi (32) juga mengatakan keluhan yang sama, listrik pulsa bikin pusing, apalagi sekarang pulsa Rp 20 ribu ternya hanya mendapatkan 1350 kwh.
“Padahal bulan kemarin pulsa Rp 20 ribu mendapat 1760 kwh, terkesan PLN dalam menetapkan harga pulsa seperti asal-asalan, jelas kami wong cilik sangat keberatan, seharusnya PLN dalam memberi kebijakan tarif bisa lebih adil.", ungkapnya. (AGE)