HASIL KUNJUNGAN KE BALIT PALMA MANADO, KELAPA HYBRIDA COCOK DI PANGANDARAN
https://www.pangandarannews.com/2017/10/hasil-kunjungan-ke-balit-palma-manado.html
SIDAMULIH-Daerah pesisir memang selalu identik dengan pohon kelapa, batangnya yang tumbuh menjulang dengan lambaian daunnya yang tertiup angin laut menjadi pemandangan tersendiri di sepanjang pesisir pantai. Selain itu, begitu banyak manfaat yang dihasilkan dari salah satu pohon jenis falma ini.
Kabupaten Pangandaran, merupakan salah satu daerah pemasok gula kelapa terbesar di Pulau Jawa , rata-rata per harinya tidak kurang 150 ton masuk ke pasar-pasar dan pabrik kecap nasional.
Menurut salah seorang pengusaha gula kelapa asal Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih, H. Yos Rosbi, hampir 80 % gula kelapa masuk ke pabrik-pabrik kecap, dan sisanya menyuplai sebagian kebutuhan pasar.
“Dengan jumlah sekitar 5 ribu ton per bulan, masih banyak permintaan yang belum bisa kami penuhi. “ungkap Yos saat ditemui PNews di rumahnya.(13/10)
Untuk bisa memenuhi permintaan tersebut, Yos Rosbi melalui Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) pun terus mencari terobosan-terobosan. Seperti yang dilakukan baru-baru ini, bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balit Palma) Manado Sulawesi Utara.
“Kami ingin mencoba mengembangkan varietas lain, yaitu kelapa hybrida pendek. “terang Yos.
Dari hasil kunjungan tersebut, AGKP bersama beberapa petani dan Komisi III DPRD, berkesimpulan, kelapa jenis hybrida pendek sangat cocok dikembangkan di pangandaran.
Ada beberapa keunggulan bisa didapat, khususnya untuk para pengrajin gula yang selama ini harus naik pohon kelapa dengan ketinggian 3-10 meter.
“Dalam tiga tahun dari masa tanam, kelapa hibryda sudah bisa produksi dan dalam kurun waktu 20 tahun tinggi pohon kelapa jenis ini hanya 2 meter saja. “terang Yos lagi.
Menurut Yos, ini jelas akan bisa lebih menyerap tenaga kerja, yang selama ini pekerjaan menyadap hanya dilakukan laki-laki saja, nantinya perempuan pun bisa melakukannya karena untuk mengambil nira kelapa hibrida ini tidak perlu memanjat.
Yos menambahkan, pohon kelapa bisa tumbuh walau dibiarkan tanpa pemeliharaan, apalagi jika dirawat tentunya akan membuat pertumbuhannya lebih cepat dan baik.
“200 pohon jenis hybrida ini bisa ditanam dalam area 1 hektar. “jelasnya.
Menjadi pengrajin gula kelapa, menurut Yos, bisa menjadi alternatif pilihan jenis lapangan usaha baru, sebab nantinya bagi anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi pun bisa tetap produktif dengan menjadi mengrajin gula.
“Saya berharap ini bisa direalisasikan, dengan memberdayakan kelompok petani kelapa yang ada di tiap-tiap kecamatan dibawah binaan AGKP dan dinas pertanian. “ujar Yos menutup obrolannya. (hiek)
Kabupaten Pangandaran, merupakan salah satu daerah pemasok gula kelapa terbesar di Pulau Jawa , rata-rata per harinya tidak kurang 150 ton masuk ke pasar-pasar dan pabrik kecap nasional.
Menurut salah seorang pengusaha gula kelapa asal Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih, H. Yos Rosbi, hampir 80 % gula kelapa masuk ke pabrik-pabrik kecap, dan sisanya menyuplai sebagian kebutuhan pasar.
“Dengan jumlah sekitar 5 ribu ton per bulan, masih banyak permintaan yang belum bisa kami penuhi. “ungkap Yos saat ditemui PNews di rumahnya.(13/10)
Untuk bisa memenuhi permintaan tersebut, Yos Rosbi melalui Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) pun terus mencari terobosan-terobosan. Seperti yang dilakukan baru-baru ini, bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balit Palma) Manado Sulawesi Utara.
“Kami ingin mencoba mengembangkan varietas lain, yaitu kelapa hybrida pendek. “terang Yos.
Dari hasil kunjungan tersebut, AGKP bersama beberapa petani dan Komisi III DPRD, berkesimpulan, kelapa jenis hybrida pendek sangat cocok dikembangkan di pangandaran.
Ada beberapa keunggulan bisa didapat, khususnya untuk para pengrajin gula yang selama ini harus naik pohon kelapa dengan ketinggian 3-10 meter.
“Dalam tiga tahun dari masa tanam, kelapa hibryda sudah bisa produksi dan dalam kurun waktu 20 tahun tinggi pohon kelapa jenis ini hanya 2 meter saja. “terang Yos lagi.
Menurut Yos, ini jelas akan bisa lebih menyerap tenaga kerja, yang selama ini pekerjaan menyadap hanya dilakukan laki-laki saja, nantinya perempuan pun bisa melakukannya karena untuk mengambil nira kelapa hibrida ini tidak perlu memanjat.
Yos menambahkan, pohon kelapa bisa tumbuh walau dibiarkan tanpa pemeliharaan, apalagi jika dirawat tentunya akan membuat pertumbuhannya lebih cepat dan baik.
“200 pohon jenis hybrida ini bisa ditanam dalam area 1 hektar. “jelasnya.
Menjadi pengrajin gula kelapa, menurut Yos, bisa menjadi alternatif pilihan jenis lapangan usaha baru, sebab nantinya bagi anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi pun bisa tetap produktif dengan menjadi mengrajin gula.
“Saya berharap ini bisa direalisasikan, dengan memberdayakan kelompok petani kelapa yang ada di tiap-tiap kecamatan dibawah binaan AGKP dan dinas pertanian. “ujar Yos menutup obrolannya. (hiek)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus