PEMKAB PANGANDARAN PERLU KAJI ULANG PENDIRIAN PENGOLAHAN SAMPAH DI CIKEMBULAN
https://www.pangandarannews.com/2018/09/pemkab-pangandaran-perlu-kaji-ulang.html
SIDAMULIH-Nampaknya Pemkab Pangandaran terkesan kurang serius terkait masalah lingkungan hidup dan masalah perijinan, ini bisa jadi preseden dan citra buruk terhadap pemerintah daerah sendiri.
Demikian diungkap beberapa warga Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran tentang rencana pendirian bangunan untuk pengelohan sampah.
“Celakanya lagi bangunan tersebut beridiri di tengah pemukiman warga. “ungkapnya.(8/9)
Menurut warga yang kebetulan tinggal di sekitar lokasi, Sudin dan Tisna, ia tidak pernah diajak musyawarah atau sosialisasi baik dari pihak pemerintah atau pun CV. Tunas Pataka, rekanan yang ada di lapangan.
Walau pun nantinya akan digiling atau diproses daur ulang, kata Sudin, yang namanya sampah ya tetap sampah yang pasti menimbulkan aroma tidak sedap.
“Saya sudah membayangkan kalau ini jadi, nantinya puluhan truk setiap hari pasti akan lalu-lalang membawa gundukan sampah yang membawa bau tak sedap. “imbuhnya.
Masih kata Sudin dan Tisna, sebaiknya pemerintah mengkaji ulang ini karena dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan warga di kemudian hari, atau akan lebih baik jika pemda mencari lahan yang jauh dari pemukiman warga.
“Karena selain ada di tengah-tengah rumah penduduk, lokasinya tepat di jalan menuju obyek wisata yang selalu padat. “imbuhnya lagi.
Hal senada dikatakan warga yang lain, Jajang, ia berharap kepada pemangku kebijakan agar turun ke lapangan serta mau mendengar keluhan masyarakat secara langsung.
“Saya yakin maksud pemerintah baik, tapi mungkin tempatnya tidak sesuai. “kata Jajang. (ANTON AS)
Demikian diungkap beberapa warga Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran tentang rencana pendirian bangunan untuk pengelohan sampah.
“Celakanya lagi bangunan tersebut beridiri di tengah pemukiman warga. “ungkapnya.(8/9)
Menurut warga yang kebetulan tinggal di sekitar lokasi, Sudin dan Tisna, ia tidak pernah diajak musyawarah atau sosialisasi baik dari pihak pemerintah atau pun CV. Tunas Pataka, rekanan yang ada di lapangan.
Walau pun nantinya akan digiling atau diproses daur ulang, kata Sudin, yang namanya sampah ya tetap sampah yang pasti menimbulkan aroma tidak sedap.
“Saya sudah membayangkan kalau ini jadi, nantinya puluhan truk setiap hari pasti akan lalu-lalang membawa gundukan sampah yang membawa bau tak sedap. “imbuhnya.
Masih kata Sudin dan Tisna, sebaiknya pemerintah mengkaji ulang ini karena dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan warga di kemudian hari, atau akan lebih baik jika pemda mencari lahan yang jauh dari pemukiman warga.
“Karena selain ada di tengah-tengah rumah penduduk, lokasinya tepat di jalan menuju obyek wisata yang selalu padat. “imbuhnya lagi.
Hal senada dikatakan warga yang lain, Jajang, ia berharap kepada pemangku kebijakan agar turun ke lapangan serta mau mendengar keluhan masyarakat secara langsung.
“Saya yakin maksud pemerintah baik, tapi mungkin tempatnya tidak sesuai. “kata Jajang. (ANTON AS)