PESONA GOA BATU DI KUTAKANYERE BUTUH SENTUHAN PEMDA
https://www.pangandarannews.com/2018/09/pesona-goa-batu-di-kutakanyere-butuh.html
CIMERAK-Selain wisata pantai, Kabupaten Pangandaran pun banyak menyimpan destinasi wisata alam baru yang dapat dikembangkan secara propesional untuk menyedot wisata baik dalam maupun luar negeri sehingga dapat menambah Penghasilan Asli Daerah (PAD).
Salah satu destinasi baru yang masih asli dan menarik, Goa Batu yang memanjang sekitar 150 meter lebih, terletak di Dusun Kutakanyere Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak. Kutakanyere sendiri merupakan dusun yang secara geografis ada di wilayah paling barat Kabupaten Pangandaran yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, hanya terhalang bentangan sungai Cimedang. Goa Batu ini merupakan pegunungan batu pualam asli yang eksotik dengan serta beraroma cerita religius.
Jika dilihat dari luar goa ini terlihat seperti pegunungan batu yang atasnya ditumbuhi pohon-pohon besar dan pohon kelapa milik penduduk sekitar seluas 4 hektar, persisnya lokasi goa yang diurus Rahidin ini berada di tanah milik warga,
Menurut Radihin, Goa Batu ini menyimpan banyak bukti sejarah yang berkaitan langsung dengan sejarah Siliwangi dan Kesultanan Cirebon. Pada lokasi tersebut ada tiga makam yang dikeramatkan, makam Mbah Raga Gading Mujul Muda, Nyai Layang Sari Omas dan Nyai Layang Sari Kembang. Sementara bukti lain yang ada di goa tersebut, suatu tempat yang disebut Pangapungan, Sodong Goong yang didalamnya dipenuhi setalagtit dan setalagmit.
Ada yang aneh dari yang tergantung, bila dipukul suaranya mirip sekali dengan suara saron atau bonang (sejenis alat musik tradisional sunda-red).
Sementara tempat yang dinakaman Situ Mendung, konon katanya tempat tersebut untuk pemandian sang Raja dan Korawanya dan Situ Genggong menjadi tempat istirahat, juga Kandang Gajah,batu Payung dan masih banyak keunikan lainnya.
“Saat ini sebagian tempat tersebut sudah jadi sawah penduduk. “ungkap Radihin.
Masuk ke dalam goa ini, lanjut Radihin, sekarang sudah dipasang penerangan hingga lebih suasana pun tambah asri dan mempesona. Dari segi keamanan pun area sekitar goa ini nyaman yuntuk dikunjungi karena jalan menuju ke lokasi telah dibuat masyarakat.
Masih cerita Radihin, menurut masyarakat sekitar kadang-kadang bila malam hari terdengar suara gamelan Sunda yang sumbernya dari Sodong Goong.
Sementara menurut tokoh pemuda Kuta, Hendar, yang akrab dipanggil Etik, potensi wisata Goa Batu sangat cocok untuk dijadikan salahsatu varian wisata daerah, dan Pemerintahan Desa Sindangsari pun sudah melaporkan keberadaan goa-goa ini ke Pemkab Pangandaran.
Menurut Hendar, masyarakat Kutakanyere dan sekitarnya sangat berharap pemda melalui Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan bisa menjadikan goa batu ini menjadi salah satu tujuan wisata.
“Karena jika di satu daerah ada lokasi wisata, biasanya kehidupan masyarakat sekitar pun akan terangakat. “ujar Hendar. (RASIMUN)
Salah satu destinasi baru yang masih asli dan menarik, Goa Batu yang memanjang sekitar 150 meter lebih, terletak di Dusun Kutakanyere Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak. Kutakanyere sendiri merupakan dusun yang secara geografis ada di wilayah paling barat Kabupaten Pangandaran yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, hanya terhalang bentangan sungai Cimedang. Goa Batu ini merupakan pegunungan batu pualam asli yang eksotik dengan serta beraroma cerita religius.
Jika dilihat dari luar goa ini terlihat seperti pegunungan batu yang atasnya ditumbuhi pohon-pohon besar dan pohon kelapa milik penduduk sekitar seluas 4 hektar, persisnya lokasi goa yang diurus Rahidin ini berada di tanah milik warga,
Menurut Radihin, Goa Batu ini menyimpan banyak bukti sejarah yang berkaitan langsung dengan sejarah Siliwangi dan Kesultanan Cirebon. Pada lokasi tersebut ada tiga makam yang dikeramatkan, makam Mbah Raga Gading Mujul Muda, Nyai Layang Sari Omas dan Nyai Layang Sari Kembang. Sementara bukti lain yang ada di goa tersebut, suatu tempat yang disebut Pangapungan, Sodong Goong yang didalamnya dipenuhi setalagtit dan setalagmit.
Ada yang aneh dari yang tergantung, bila dipukul suaranya mirip sekali dengan suara saron atau bonang (sejenis alat musik tradisional sunda-red).
Sementara tempat yang dinakaman Situ Mendung, konon katanya tempat tersebut untuk pemandian sang Raja dan Korawanya dan Situ Genggong menjadi tempat istirahat, juga Kandang Gajah,batu Payung dan masih banyak keunikan lainnya.
“Saat ini sebagian tempat tersebut sudah jadi sawah penduduk. “ungkap Radihin.
Masuk ke dalam goa ini, lanjut Radihin, sekarang sudah dipasang penerangan hingga lebih suasana pun tambah asri dan mempesona. Dari segi keamanan pun area sekitar goa ini nyaman yuntuk dikunjungi karena jalan menuju ke lokasi telah dibuat masyarakat.
Masih cerita Radihin, menurut masyarakat sekitar kadang-kadang bila malam hari terdengar suara gamelan Sunda yang sumbernya dari Sodong Goong.
Sementara menurut tokoh pemuda Kuta, Hendar, yang akrab dipanggil Etik, potensi wisata Goa Batu sangat cocok untuk dijadikan salahsatu varian wisata daerah, dan Pemerintahan Desa Sindangsari pun sudah melaporkan keberadaan goa-goa ini ke Pemkab Pangandaran.
Menurut Hendar, masyarakat Kutakanyere dan sekitarnya sangat berharap pemda melalui Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan bisa menjadikan goa batu ini menjadi salah satu tujuan wisata.
“Karena jika di satu daerah ada lokasi wisata, biasanya kehidupan masyarakat sekitar pun akan terangakat. “ujar Hendar. (RASIMUN)