UNTUK BERTAHAN HIDUP, DI USIA TUANYA KAKEK TARLI MASIH HARUS KERJA KERAS
https://www.pangandarannews.com/2018/09/untuk-bertahan-hidup-di-usia-tua-kakek.html
PARIGI – Memasuki usia tua bagi kebanyakan orang mungkin lebih banyak digunakan saat untuk beristirahat menikmati indahnya hidup, berkumpul bersama keluarga tercinta. Namun berbeda halnya dengan kakek tua, Tarli (79) warga Dusun Babakan Desa Parigi Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. di suai rentannya ia masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Setiap hari Kakek Tarli mengayuh sepedanya dengan berkeliling kampung untuk berjualan telor dadar ke sekolah-sekolah.
"Sudah hampir 10 tahun saya menekuni usaha ini untuk buisa menyambung hidup walau pun badan memang terasa kelah sekali. “ungkapnya, saat ditemui PNews ketika berteduh di bawah pohon besar di pojok lapang parigi. (30/8)
Tarli menuturkan, dari hasil berjualannya, setiap harinya ia mendapat Rp. 30 ribu dengan keuntungan sekitar Rp. 15 ribu, itu opun jika semua dagangannya laku semua.
“Tidak jarang kalau sedang sepi paling mendapat Rp.5 ribu saja. “ungkapnya lagi.
Tarli dikarunia empat orang anak yang semuanya sudah berkeluarga, dari perkawinan anak-anaknya saat ini Tarni mempunyai 7 cucu.
Tarli juga mengatakan, hingga saat ini rumahnya masih numpang di tanah milik orang lain, sehingga ia pun tidak bisa mendapatkan bantuan dari program rutilahu karenan tanahnya bukan milik sendiri.
"Walau pun rumah saya kumuh dan tidak layak huni, tetap saja tidak bisa menerima bantuan karena kata petugas yang mendata, harus rumah yang berdiri di tanah sendiri. “terangnya.
Tarli sangat berharap ada bantuan modal untuk usahanya, mungkin dengan membuka warung kecil-kecilan di rumah atau berjualan lainnya yang tidak harus berkeliling untuk menjajakannya.
"Mudah-mudahan pemerintah lebih memperhatikan nasib warga seperti saya dengan keadaan hidup serba kekurangan", pungkasnya. (AGE)
"Sudah hampir 10 tahun saya menekuni usaha ini untuk buisa menyambung hidup walau pun badan memang terasa kelah sekali. “ungkapnya, saat ditemui PNews ketika berteduh di bawah pohon besar di pojok lapang parigi. (30/8)
Tarli menuturkan, dari hasil berjualannya, setiap harinya ia mendapat Rp. 30 ribu dengan keuntungan sekitar Rp. 15 ribu, itu opun jika semua dagangannya laku semua.
“Tidak jarang kalau sedang sepi paling mendapat Rp.5 ribu saja. “ungkapnya lagi.
Tarli dikarunia empat orang anak yang semuanya sudah berkeluarga, dari perkawinan anak-anaknya saat ini Tarni mempunyai 7 cucu.
Tarli juga mengatakan, hingga saat ini rumahnya masih numpang di tanah milik orang lain, sehingga ia pun tidak bisa mendapatkan bantuan dari program rutilahu karenan tanahnya bukan milik sendiri.
"Walau pun rumah saya kumuh dan tidak layak huni, tetap saja tidak bisa menerima bantuan karena kata petugas yang mendata, harus rumah yang berdiri di tanah sendiri. “terangnya.
Tarli sangat berharap ada bantuan modal untuk usahanya, mungkin dengan membuka warung kecil-kecilan di rumah atau berjualan lainnya yang tidak harus berkeliling untuk menjajakannya.
"Mudah-mudahan pemerintah lebih memperhatikan nasib warga seperti saya dengan keadaan hidup serba kekurangan", pungkasnya. (AGE)