SMK CIJULANG BERHARAP ADA TAMBAHAN ANGGARAN UNTUK RUANG DAN ALAT PRAKTEK
https://www.pangandarannews.com/2018/12/smk-cijulang-berharap-ada-tambahan.html
CIJULANG-Ada beberapa perbedaan baik sistem atau pun out put antara pendidikan di SMK dengan SLA umum lainnya. Dari mulai masuk hingga keluar menamatkan pendidikan, disitu ada tiga kegiatan yg menguras banyak energi, pikiran dan materi, semua itu kadang susah untuk diungkapkan.
Demikian dikatakan Kepala SMK Cijulang Kabupaten Pangandaran, Drs. Ngadino Riadi M.Pd saat ditemui di ruang kerjanya.(21/12)
Menurut Ngadino, sejak kelas 11 para siswa hartus mengikuti prakerin, praktek kerja industri ke dunia usaha dan industry selama 6 bulan. Ada beberapa kesulitan, seperti terkait akomodasi dan biaya lainnya saat melakukan prakerin di industri otomotif yang kebetulan lokasinya di Jakarta.
“Waktu dan biaya yang begitu besar inilah kadang jadi polemik buat kami khususnya siswa kurang mampu, belum lagi kami harus antri karena prakerin ini dilakukan serentak seluruh SMK se-Indonesia. “terangnya.
Ngadino menambahkan, di kelas 10 juga selama 2 hari 2 malam siswa harus melaksanakan kunjungan industry ke pabrik dan usaha industri sesuai dengan kompetensinya, tentu ini enggunakan biaya tidak sedikit, apalagi jika lokasinya jauh dari tempat tinggal, terpaksa siswa pun harus menginap.
Disisi lain, lanjut Wagino, untuk ke depan SMK ini diharapkan mampu membuat suku cadang atau memproduksi permesinan dan alih tekhnologi.
“Mungkinkah ini bisa dilaksanakan dengan anggaran yang ada di sekolah masih kurang ? “imbuhnya.
Tapi disisi lain, masih kata Wagino, ia sangat apresiasi pada Pemkab Pangandaran yang telah mebantu meringankan beban sekolah.
“Saya berharap pada Pemvrop Jabar bisa segera mengalokasikan anggaran SMK untuk ruang praktek dan alat praktek karena ini sangat urgent. “Pungkas wagino. (ANTON AS)
Demikian dikatakan Kepala SMK Cijulang Kabupaten Pangandaran, Drs. Ngadino Riadi M.Pd saat ditemui di ruang kerjanya.(21/12)
Menurut Ngadino, sejak kelas 11 para siswa hartus mengikuti prakerin, praktek kerja industri ke dunia usaha dan industry selama 6 bulan. Ada beberapa kesulitan, seperti terkait akomodasi dan biaya lainnya saat melakukan prakerin di industri otomotif yang kebetulan lokasinya di Jakarta.
“Waktu dan biaya yang begitu besar inilah kadang jadi polemik buat kami khususnya siswa kurang mampu, belum lagi kami harus antri karena prakerin ini dilakukan serentak seluruh SMK se-Indonesia. “terangnya.
Ngadino menambahkan, di kelas 10 juga selama 2 hari 2 malam siswa harus melaksanakan kunjungan industry ke pabrik dan usaha industri sesuai dengan kompetensinya, tentu ini enggunakan biaya tidak sedikit, apalagi jika lokasinya jauh dari tempat tinggal, terpaksa siswa pun harus menginap.
Disisi lain, lanjut Wagino, untuk ke depan SMK ini diharapkan mampu membuat suku cadang atau memproduksi permesinan dan alih tekhnologi.
“Mungkinkah ini bisa dilaksanakan dengan anggaran yang ada di sekolah masih kurang ? “imbuhnya.
Tapi disisi lain, masih kata Wagino, ia sangat apresiasi pada Pemkab Pangandaran yang telah mebantu meringankan beban sekolah.
“Saya berharap pada Pemvrop Jabar bisa segera mengalokasikan anggaran SMK untuk ruang praktek dan alat praktek karena ini sangat urgent. “Pungkas wagino. (ANTON AS)