AKIBAT KURANG PENATAAN OBYEK WISATA BATUKARAS TERKESAN SEMERAWUT
https://www.pangandarannews.com/2019/06/akibat-kurang-penataan-obyek-wisata.html
CIJULANG – Memasuki libur hati Raya Idul Fitri 1440 H, sejak H+1 hingga H+ 3 Obyek Wisata (OW) pantai indah Batukaras di Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran ramai diserbu wisatawan hingga terjadi kemacetan panjang sejauh 1 km, sangat disayangkan keadaan padatnya arus lalu-lintas di tempat wisata ini semrawut dan terkesan tidak tertata.
Seperti dituturkan salah seorang wisatawan asal Jakarta, Abdul Azis ( 56 ), banyak pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar pinggir pantai dan sampah plastik dan bekas kemasan makanan ringan yang berserakan di mana-mana tentunya membuat kurang nyaman bagi wisatawan.
“Seharusnya masalah kebersihan ini menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah sebagai pengelola pariwisata. “ujarnya.(9/6)
Hal ini juga dibenarkan oleh tokoh masyarakat Batukaras yang juga anggota DPRD Pangandaran, Ucup Supriatna, menurutnya, sekitar tahun 2008 lalu ia pernah membentuk Pengamanan Pariwisata (PAM Par) yang kedudukannya di bawah kompepar, dengan tugasnya antara lain mengontrol kondisi di seluruh area wisata.
“Biasanya setiap hari kami dengan pengeras suara menghimbau kepada para pedagang agar selalu menjaga kebersihan di sekitar tempatnya berjualan serta ikut menertibkan parkir kendaraan, itu semua kami lakukan untuk kenyamanan para wisatawan , “kata Ucucp.
Dikatakan Ucup, namun saat ini PAM Par sudah tidak aktif lagi karena tidak ada biaya untuk memberi honor anggotanya. Padahal kalau mau, ini bisa dilakukan pemerintahan Desa Batukars dengan mengambil dari pendapatan 20 % bagi hasil pariwisata.
“Dana bagi hasil itu sangat besar, jika pendapatan retribusi tiket wisata Rp. 2 milyar selama lebaran ini saja dikalikan 20 %, desa kebagian Rp 400 juta dan itu sebagian bisa untuk honor PAM Par, “jelasnya.
Bahkan, kata Ucup, biasanya pada even-even tertentu, seperti libur Idul Fitri dan tahun baru, biasanya ada kordinasi dengan dinas pariwisata, desa dan DPRD.
“Tapi entah kenapa dan sangat disayangkan tahun ini tidak ada kordinasi, bahkan dengan kami dari DPRD. “kata Ucup. (AGE)
Seperti dituturkan salah seorang wisatawan asal Jakarta, Abdul Azis ( 56 ), banyak pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar pinggir pantai dan sampah plastik dan bekas kemasan makanan ringan yang berserakan di mana-mana tentunya membuat kurang nyaman bagi wisatawan.
“Seharusnya masalah kebersihan ini menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah sebagai pengelola pariwisata. “ujarnya.(9/6)
Hal ini juga dibenarkan oleh tokoh masyarakat Batukaras yang juga anggota DPRD Pangandaran, Ucup Supriatna, menurutnya, sekitar tahun 2008 lalu ia pernah membentuk Pengamanan Pariwisata (PAM Par) yang kedudukannya di bawah kompepar, dengan tugasnya antara lain mengontrol kondisi di seluruh area wisata.
“Biasanya setiap hari kami dengan pengeras suara menghimbau kepada para pedagang agar selalu menjaga kebersihan di sekitar tempatnya berjualan serta ikut menertibkan parkir kendaraan, itu semua kami lakukan untuk kenyamanan para wisatawan , “kata Ucucp.
Dikatakan Ucup, namun saat ini PAM Par sudah tidak aktif lagi karena tidak ada biaya untuk memberi honor anggotanya. Padahal kalau mau, ini bisa dilakukan pemerintahan Desa Batukars dengan mengambil dari pendapatan 20 % bagi hasil pariwisata.
“Dana bagi hasil itu sangat besar, jika pendapatan retribusi tiket wisata Rp. 2 milyar selama lebaran ini saja dikalikan 20 %, desa kebagian Rp 400 juta dan itu sebagian bisa untuk honor PAM Par, “jelasnya.
Bahkan, kata Ucup, biasanya pada even-even tertentu, seperti libur Idul Fitri dan tahun baru, biasanya ada kordinasi dengan dinas pariwisata, desa dan DPRD.
“Tapi entah kenapa dan sangat disayangkan tahun ini tidak ada kordinasi, bahkan dengan kami dari DPRD. “kata Ucup. (AGE)