WISATA KE PANGANDARAN TIDAK MAHAL
https://www.pangandarannews.com/2019/06/wisata-ke-pangandaran-tidak-mahal.html
PANGANDARAN-Beberapa waktu dulu sering mendengar keluhan jika berwisata ke Pangandaran apa-apa serba mahal. Harga tiket masuk, biaya tidur di hotel hingga urusan makan pun mahal. Benarkah demikian ?
Beberapa hari ke belakang saat libur Hari Raya Idul Fitri 1440 lalu, PNews berhasil mewawancarai seorang wisatawan asal Batutulis Bogor, Dani Herdiana (43) saat berlibur bersama kelurganya.
Kata Dani, sebenarnya mahal atau tidaknya biaya yang dikeluarkan untuk wisata tergantung masing-masing mengatur keuangan yang memang sudah jauh-jauh hari dianggarkan untuk berwisata. Dan biasanya orang akan lebih cerdas mengatur itu, karena sudah dipastikan biaya untuk wisata itu akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya kebutuhan sehari-hari.
“Jika sehari-hari biasanya makan di kantin kantor, tentunya akan beda jauh dengan makan di tempat wisata, “ungkapnya.(7/6)
Alasan lainnya, ucap Dani, harus bisa menyesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri serta tidak memaksakan kebutuhan yang tidak sepadan dengan anggaran yang disediakan.
“Kita ingin tinggal di hotel bintang sementara budget yang kita punya hanya cukup untuk kelas melati, jelas pasti itu kemahalan, begitu juga untuk biaya makan. “lanjutnya.
Dani membenarkan, memang ada sebagian pedagang atau hotel yang memasang harga mahal tapi itu tidak banyak, karena baik hotel atau pun tempat-tempat seperti rumah makan yang menyediakan masakan sea food sudah mempunyai standar harga. Artinya, kalau pun ada kenaikan pasti hanya beberapa persen saja.
“Dan itu sama terjadi di mana-mana, harga sembako, ongkos transportasi dan lain-lain, “imbuhnya.
Dani juga mengatakan, sekarang wisatawan yang datang ke Pangandaran pun sudah bisa memilih-milih, dimana harus menginap dan dimana mendapatkan makanan yang tidak kena dampak “aji mumpung”.
“Seperti saya, jika ada teman atau sodara yang akan berlibur ke Pangandaran, pasti saya kasih tips-tips di mana tempat menginap dan dimana rumah makan yang harus dituju. “jelasnya.
Artinya lagi, lanjut Dani, bagi pemilik hotel, pengusaha rumah makan atau usaha wisata yang ada di Pangandaran, sudah harus berhati-hati, karena sekali saja memberikan pelayanan yang kurang memuaskan atau menaikan harga seenaknya, dipastikan wisatawan akan kapok dan menjatuhkan pilihannya ke tempat lain. Sebaliknya jika bisa memberikan service memuaskan, maka saat wisatawan itu datang lagi ke Pangandaran pasti akan jadi langganan.
Menurut Dani, harga tiket masuk wisata Pangandaran pun relatif murah jika dibandingkan tempat wisata di daerah lain. Seperti tempat wisata Karangresik di Tasikmalaya, pengunjung harus mengeluarkan biaya Rp. 15 ribu untuk masuk saja, ditambah Rp 15 ribu lagi jika akan memasuki tempat lain di dalam wisata, begitu pula di Kabupaten-Kota Bandung jauh lebih mahal.
“Jadi, mari kita ke Pangandaran, eh ! kok saya jadi promosi ha ha ha...!”kelakarnya. (Pnews)
Beberapa hari ke belakang saat libur Hari Raya Idul Fitri 1440 lalu, PNews berhasil mewawancarai seorang wisatawan asal Batutulis Bogor, Dani Herdiana (43) saat berlibur bersama kelurganya.
Kata Dani, sebenarnya mahal atau tidaknya biaya yang dikeluarkan untuk wisata tergantung masing-masing mengatur keuangan yang memang sudah jauh-jauh hari dianggarkan untuk berwisata. Dan biasanya orang akan lebih cerdas mengatur itu, karena sudah dipastikan biaya untuk wisata itu akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya kebutuhan sehari-hari.
“Jika sehari-hari biasanya makan di kantin kantor, tentunya akan beda jauh dengan makan di tempat wisata, “ungkapnya.(7/6)
Alasan lainnya, ucap Dani, harus bisa menyesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri serta tidak memaksakan kebutuhan yang tidak sepadan dengan anggaran yang disediakan.
“Kita ingin tinggal di hotel bintang sementara budget yang kita punya hanya cukup untuk kelas melati, jelas pasti itu kemahalan, begitu juga untuk biaya makan. “lanjutnya.
Dani membenarkan, memang ada sebagian pedagang atau hotel yang memasang harga mahal tapi itu tidak banyak, karena baik hotel atau pun tempat-tempat seperti rumah makan yang menyediakan masakan sea food sudah mempunyai standar harga. Artinya, kalau pun ada kenaikan pasti hanya beberapa persen saja.
“Dan itu sama terjadi di mana-mana, harga sembako, ongkos transportasi dan lain-lain, “imbuhnya.
Dani juga mengatakan, sekarang wisatawan yang datang ke Pangandaran pun sudah bisa memilih-milih, dimana harus menginap dan dimana mendapatkan makanan yang tidak kena dampak “aji mumpung”.
“Seperti saya, jika ada teman atau sodara yang akan berlibur ke Pangandaran, pasti saya kasih tips-tips di mana tempat menginap dan dimana rumah makan yang harus dituju. “jelasnya.
Artinya lagi, lanjut Dani, bagi pemilik hotel, pengusaha rumah makan atau usaha wisata yang ada di Pangandaran, sudah harus berhati-hati, karena sekali saja memberikan pelayanan yang kurang memuaskan atau menaikan harga seenaknya, dipastikan wisatawan akan kapok dan menjatuhkan pilihannya ke tempat lain. Sebaliknya jika bisa memberikan service memuaskan, maka saat wisatawan itu datang lagi ke Pangandaran pasti akan jadi langganan.
Menurut Dani, harga tiket masuk wisata Pangandaran pun relatif murah jika dibandingkan tempat wisata di daerah lain. Seperti tempat wisata Karangresik di Tasikmalaya, pengunjung harus mengeluarkan biaya Rp. 15 ribu untuk masuk saja, ditambah Rp 15 ribu lagi jika akan memasuki tempat lain di dalam wisata, begitu pula di Kabupaten-Kota Bandung jauh lebih mahal.
“Jadi, mari kita ke Pangandaran, eh ! kok saya jadi promosi ha ha ha...!”kelakarnya. (Pnews)