DESA WISATA KAMPUNG BAMBU KALAPACIUNG CIKUPA JADI PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS
https://www.pangandarannews.com/2019/08/desa-wisata-kampung-bambu-kalapaciung.html
TASIK NEWS-Pohon bambu merupakan salah satu jenis pohon yang sangat mudah ditemui di pedesaan, karena disamping mudah cara menanamnya serta punya nilai ekonomis, bambu juga merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai materi bernilai artistik.
Berawal dari pemikiran itu, Kepala Desa Cikupa Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, Yudha Heryadi, mempunyai gagasan untuk mempersiapkan program inovasi desa wisata Kampung Bambu Kalapaciung di desanya.
“Mudah-mudahan Kampung Bambu Kalapaciung bisa menjadi ikon desa wisata kami serta menjadi pusat pengembangan kreativitas dan inovasi khususnya dalam pengolahan bambu, “ungkap Yudha.
Karena, lanjut Yudha, baik pemerintahan desa atau masyarakat dituntut untuk dinamis dan selalu berpikir kreatif dalam mencari peluang dari pengembagan gagasan dengan bahan-bahan dari komoditas yang ada di sekitar.
Sebab kreatif dan inovatif, kata Yudha, bias diartikan bagaimana bisa mengembangkan ide maupun gagasan lalu membuatnya menjadi sebuah karya yang menarik serta memiliki manfaat untuk orang lain. Apalagi hidup dalam lingkungan yang begitu dinamis yang menuntut sebuah kreativitas untuk selalu adaptif serta mencari terobosan baru.
Kreatif dan inovatif, menurut Yudha, sebenarnya bisa diterapkan secara sederhana, dan kuncinya kepekaan dalam mencium peluang serta kemampuan dalam pengembangan diri, begitupun juga ketika mengembangkan desa, untuk mewujudkan sebuah desa yang mandiri.
“Dan kami sedang lakukan ini bersama Bumdes Raksakjaya Cikupa. “tegas Yudha. (ANWARWALUYO)
Berawal dari pemikiran itu, Kepala Desa Cikupa Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, Yudha Heryadi, mempunyai gagasan untuk mempersiapkan program inovasi desa wisata Kampung Bambu Kalapaciung di desanya.
“Mudah-mudahan Kampung Bambu Kalapaciung bisa menjadi ikon desa wisata kami serta menjadi pusat pengembangan kreativitas dan inovasi khususnya dalam pengolahan bambu, “ungkap Yudha.
Karena, lanjut Yudha, baik pemerintahan desa atau masyarakat dituntut untuk dinamis dan selalu berpikir kreatif dalam mencari peluang dari pengembagan gagasan dengan bahan-bahan dari komoditas yang ada di sekitar.
Sebab kreatif dan inovatif, kata Yudha, bias diartikan bagaimana bisa mengembangkan ide maupun gagasan lalu membuatnya menjadi sebuah karya yang menarik serta memiliki manfaat untuk orang lain. Apalagi hidup dalam lingkungan yang begitu dinamis yang menuntut sebuah kreativitas untuk selalu adaptif serta mencari terobosan baru.
Kreatif dan inovatif, menurut Yudha, sebenarnya bisa diterapkan secara sederhana, dan kuncinya kepekaan dalam mencium peluang serta kemampuan dalam pengembangan diri, begitupun juga ketika mengembangkan desa, untuk mewujudkan sebuah desa yang mandiri.
“Dan kami sedang lakukan ini bersama Bumdes Raksakjaya Cikupa. “tegas Yudha. (ANWARWALUYO)