NGABUKUTAUN JADI TRADISI MUHARAMAN WARGA CIKALONG
https://www.pangandarannews.com/2019/09/ngabukutaun-jadi-tradisi-muharaman.html
SIDAMULIH-Ada tradisi adat warga Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaranang, Ngabuku Taun, yang hingga saat ini masih lestari dan selalu dilakukan warga setiap tahun.
Menurut tokoh budaya setempat, Kang Dedi Wahyudi, Ngabuku Taun, selain untuk menyambut tahun baru Islam 1441 H, juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antar warga dan laporan satu tahun ke belakang dari lumbung padi, baik itu laporan pemasukan, pengeluaran, mau pun pinjaman.
“Acara ini diselenggarakan setiap tahun di bulan muharam, “tutur Dedi. (4/9)
Pada saat acara ini digelar, menurut Dedi, seluruh warga desa pun tidak melakukan aktivitas lain karena semua berkumpul di satu titik untuk mengikuti acara ini.
Masih kata Dedi, acara dimulai pagi hari dengan pengucapan rasa syukur dan doa bersama, tujuannya, agar masyarakat selalu diberi kemudahan dalam melakukan rutinitasnya.
Dedi menambahkan, acara utama ngabukutaun sendiri merupakan laporan pemasukan dan pengeluaran lumbung yang lokasinya ada di sekitar rumah warga selama satu tahun kebelakang, lalu acara pun diakhiri dengan makan bersama.
“Ngabukutaun mungkin hampir sama dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT-red) koperasi, “terangnya.
Sementara secara terpisah, Bupati Pangandaran, H. Jeje Wirsdinata, yang sengaja hadir dan mengikuti prosesi adat warga Cikalong, menyampaikan, Pangandaran merupakan daerah tujuan wisata, dan sudah seharusnya adat budaya yang ada di tiap-tiap daerah harus hidup, berkembang dan tetap lestari.
Dikatakan bupati, namu tradisi budaya yang ada di masyarakat harus sejalan juga dengan akidah. Untuk itu, kata bupati, ke depan harus ada pembahasan lebih jauh terkait budaya dan akidah.
Dan keragaman tradisi yang ada di masing-masing daerah sejatinya bisa memperkaya khasanah wisata budaya Pangandaran.
“Pada tanggal 6 hingga 10 nopembermendatang, saya akan membawa buadaya Pangandaran ini pada even beauty contest di tiongkok, “pungkasnya. (PNews)
Menurut tokoh budaya setempat, Kang Dedi Wahyudi, Ngabuku Taun, selain untuk menyambut tahun baru Islam 1441 H, juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antar warga dan laporan satu tahun ke belakang dari lumbung padi, baik itu laporan pemasukan, pengeluaran, mau pun pinjaman.
“Acara ini diselenggarakan setiap tahun di bulan muharam, “tutur Dedi. (4/9)
Pada saat acara ini digelar, menurut Dedi, seluruh warga desa pun tidak melakukan aktivitas lain karena semua berkumpul di satu titik untuk mengikuti acara ini.
Masih kata Dedi, acara dimulai pagi hari dengan pengucapan rasa syukur dan doa bersama, tujuannya, agar masyarakat selalu diberi kemudahan dalam melakukan rutinitasnya.
Dedi menambahkan, acara utama ngabukutaun sendiri merupakan laporan pemasukan dan pengeluaran lumbung yang lokasinya ada di sekitar rumah warga selama satu tahun kebelakang, lalu acara pun diakhiri dengan makan bersama.
“Ngabukutaun mungkin hampir sama dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT-red) koperasi, “terangnya.
Sementara secara terpisah, Bupati Pangandaran, H. Jeje Wirsdinata, yang sengaja hadir dan mengikuti prosesi adat warga Cikalong, menyampaikan, Pangandaran merupakan daerah tujuan wisata, dan sudah seharusnya adat budaya yang ada di tiap-tiap daerah harus hidup, berkembang dan tetap lestari.
Dikatakan bupati, namu tradisi budaya yang ada di masyarakat harus sejalan juga dengan akidah. Untuk itu, kata bupati, ke depan harus ada pembahasan lebih jauh terkait budaya dan akidah.
Dan keragaman tradisi yang ada di masing-masing daerah sejatinya bisa memperkaya khasanah wisata budaya Pangandaran.
“Pada tanggal 6 hingga 10 nopembermendatang, saya akan membawa buadaya Pangandaran ini pada even beauty contest di tiongkok, “pungkasnya. (PNews)