PENTAS IBING RONGGENG AMEN, JADI KEGIATAN BUDAYA PEMPROV JABAR DI PANGANDARAN
https://www.pangandarannews.com/2020/02/pentas-ibing-ronggeng-amen-jadi.html
PANGANDARANNEWS-Pagelaran Seni Ibing Ronggeng Amen yang digelar setiap sabtu malam di panggung Pondok Seni di kawasan pantai barat Pangandaran, ternyata menarik minat dari masyarakat pecinta seni, khususnya seni ibing. Terbukti, hampir setiap malam minggu baik remaja hingga orang tua tampak memadati arena panggung yang tidak begitu luas tempat digelarnya kesenian daerah ini.
Seperti dituturkan pengelola panggung, Iyus, sambutan masyarakat sangat antusias untuk datang menghibur diri dengan ikut menari dan larut dalam keceriaan.
Iyus mengatakan, gelaran panggung seni yang diprakarsai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini kini benar-benar sudah menjadi arena hiburan rakyat, sehingga setiap malam minggu panggung pun tak pernah sepi pengunjung.
“Sebagai pengelola tentunya saya merasa senang dan bangga karena ternyata masih banyak warga yang menyukai kesenian daerah ini, “ungkap Iyus.(8/2)
Dikatakan Iyus, karena ini merupakan program Disparbud Jabar, maka rombongan seni ronggeng yang datang pun tidak hanya dari Pangandaran, diantaranya dari Kabupaten Garut, Subang, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar dan kabupaten-kota lainnya di Jawa Barat.
Tapi karena kebetulan tempat penyelenggaraannya ada di Pangandaran, menurut Iyus, tentunya gelaran seni budaya ini pun menjadi enerji baru untuk bisa ikut mendongkrak dunia kepariwisataan Kabupaten Pangandaran. Bahkan, bukan tidak mungkin program pemprov ini pun bisa mempunyai nilai tambah serta menjadi pintu masuk promosi wisata.
Iyus menambahkan, di panggung Pondok Seni juga ke depan rencananya setiap minggu siang akan menjadi tempat akstrkasi kebudayaan dari tiap-tiap daerah yang ada di Jabar serta setiap dua bulan sekali ada pagelaran wayang golek dan wayang kulit.
“Tapi saya menyayangkan, Pemkab Pangandaran terkesan tidak begitu respon dan tidak mampu menangkap peluang out put dari kegiatan budaya ini, “tutur Iyus.
Iyus juga mengatakan, mudah-mudahan fasilitas pemprov melalui gelaran seni budaya ini bisa disinergikan dengan program kesenian daerah yang ada di Pangandaran sehingga nilai-nilai khasanan kebudayaan daerah khususnya yang ada di Pangandaran pun bisa tetap ada.
“Sukur-sukur nantinya bisa punya nilai jual pada wisatawan yang datang ke Pangandaran, “pungkasnya. (PNews)
Seperti dituturkan pengelola panggung, Iyus, sambutan masyarakat sangat antusias untuk datang menghibur diri dengan ikut menari dan larut dalam keceriaan.
Iyus mengatakan, gelaran panggung seni yang diprakarsai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini kini benar-benar sudah menjadi arena hiburan rakyat, sehingga setiap malam minggu panggung pun tak pernah sepi pengunjung.
“Sebagai pengelola tentunya saya merasa senang dan bangga karena ternyata masih banyak warga yang menyukai kesenian daerah ini, “ungkap Iyus.(8/2)
Dikatakan Iyus, karena ini merupakan program Disparbud Jabar, maka rombongan seni ronggeng yang datang pun tidak hanya dari Pangandaran, diantaranya dari Kabupaten Garut, Subang, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar dan kabupaten-kota lainnya di Jawa Barat.
Tapi karena kebetulan tempat penyelenggaraannya ada di Pangandaran, menurut Iyus, tentunya gelaran seni budaya ini pun menjadi enerji baru untuk bisa ikut mendongkrak dunia kepariwisataan Kabupaten Pangandaran. Bahkan, bukan tidak mungkin program pemprov ini pun bisa mempunyai nilai tambah serta menjadi pintu masuk promosi wisata.
Iyus menambahkan, di panggung Pondok Seni juga ke depan rencananya setiap minggu siang akan menjadi tempat akstrkasi kebudayaan dari tiap-tiap daerah yang ada di Jabar serta setiap dua bulan sekali ada pagelaran wayang golek dan wayang kulit.
“Tapi saya menyayangkan, Pemkab Pangandaran terkesan tidak begitu respon dan tidak mampu menangkap peluang out put dari kegiatan budaya ini, “tutur Iyus.
Iyus juga mengatakan, mudah-mudahan fasilitas pemprov melalui gelaran seni budaya ini bisa disinergikan dengan program kesenian daerah yang ada di Pangandaran sehingga nilai-nilai khasanan kebudayaan daerah khususnya yang ada di Pangandaran pun bisa tetap ada.
“Sukur-sukur nantinya bisa punya nilai jual pada wisatawan yang datang ke Pangandaran, “pungkasnya. (PNews)