RUDAT, SENI BUHUN PENINGGALAN JAMAN DULU KINI HAMPIR PUNAH
https://www.pangandarannews.com/2020/02/rudat-seni-buhun-peninggalan-jaman-dulu.html
Para Pemain Rudat; Maman, Acim, Mahmud, Empud dan Udin |
Jidor dan Terbang trebes yang merupakan alat seni pukul, terbuat dari kulit itu merupakan alat bunyi terpenting dalam menyemarakan seni rudat. Sedangkan jidor, berupa kendang kecil serta Terbang serupa dengan alat seni pukul, irama qasidah.
Menurut salah seorang pelaku seni Rudat, Acim (77), seni Rudat ini dulunya dipakai untuk sarana berdakwah dan pemainnya pun dulunya biasa dimainkan sekitar 20 pemain yang terdiri dari para orang tua, baik wanita mau pun laki-laki.
“Tapi tim inti Rudat sebenarnya ada 4-5 orang saja, mereka harus bisa menguasai nepak (cara memukul-red) dalam memainkan alat musik jidor dan terbang,” ujarnya. (11/2)
Seni rudat sendiri, ujar Acim, bisa dikolaborasikan dengan kesenian sunda lainnya, seperti terbang gubrug, lais dan debus, karena Rudat sendiri diartikan dari kata rudet (pusing).
Masih kata Acim, dalam pengalamannya mendalami seni rudat, jika salah seorang penabuh jidor atau terbang berhalangan hadir maka semuanya tidak akan berjalan, pasalnya penabuh jidor atau terbang merupakan instrumen yang penting bagi kelancaran pementasan.
“Saya sangat sedih karena sekarang generasi muda kurang berminat mendalami seni rudat, “ungkapnya.
Dan sekarang jika ada yang mengundang untuk mentas, lanjutnya, ia pun mengambil anak didiknya yang selama ini ia latih. Tapi sayang anak-anak asuhannya bisa bersemangat berlatih jika melihat ada yang memberi bayaran.
Rekan Acim, Maman (66) menambahkan, lagu yang dibawakan dalam seni rudat semuanya bernafaskan Islam, seperti shalawatan yang diiringi seni pencak silat dengan jurus-jurus khusus.
Memainkan seni rudat dan lagu yang disenandungkan, menurut Maman, harus tepat dan selaras dengan gerakan tarian yang dimainkan.
“Saat ini para pemain seni rudat yang tersisa tinggal 5 orang, diantaranya saya, Acim, Mahmud, Empud dan Udin. “jelas Maman.
Maman juga menyesalkan, karena pada acara ngalokat Situ Sanghyang tahun ini, tidak ada undangan untuk menampilkan seni Rudat. (RUSDIANTO)