LUPUT DARI PERHATIAN, JESKI ANAK 9 TAHUN DI KOTA BANJAR HARUS MERAWAT AYAHNYA YANG SAKIT
https://www.pangandarannews.com/2020/04/luput-dari-perhatian-jeski-anak-9-tahun.html
BANJARNEWS – Bocah laki-laki usia 9 tahun warga Rt 13 Rw 03 Dusun Rancakole Desa Mulyasari Keamatan Pataruman Kota Banjar, Jeski, tidak seperti layaknya anak seusianya yang semestinya menikmati belajar dan bermain, karena ia malah harus merawat ayah kandungnya, Herman, yang sakit.
Dengan menempati rumah sederhana setiap hari Jeski merawat ayahnya seorang diri, karena sudah lama ibunya sudah lama tidak tinggal bersama lagi.
“Sebisa-bisa saya merawat bapa, dan kalau bau ingin makan paling saya hanya bisa memasak mie rebus saja, “terang Jeski, saat PNews menjambanginya. (24/4)
Sudah beberapa waktu ini, kata Jeski, ayahnya tidak bisa kemana-mana hanya terbaring lemas tak berdaya, walau sudah diperiksa dokter.
“Mudah-mudahan bapa bisa segera sembuh agar dapat berjualan lagi seperti sebelum sakit, “ungkapnya pada PNews.
Sementara menurut salah seorang tetangganya, Entin, Herman sehari-harinya biasanya berprofesi sebagai pedagang daging keliling, tapi sekarang sudah lama tidak jualan karena penyakitnya ia hanya bisa terbaring diatas alas seadanya.
Kata Etin, ia merasa prihatin jika melihat keadaan mereka harus hidup berdua antara ayah dan anaknya yang masih kecil, sehingga Entin pun berharap ada tangan-tangan dermawan atau bantuan pemerintah bisa membantu keluarga Herman.
Di tengah gencarnya upaya untuk memutusa mata rantai pandemi Virus Corona, salah satunya dengan pendataan warga yang pemudik dan pendataan bantuan sosial pada masyarakat akibat wabah covid-19 ini, Herman terbaring sakit tak berdaya tidur di alas tipis ditemani anaknya yang masih kecil, luput dari perhatian pemerintah. (TITO)
Dengan menempati rumah sederhana setiap hari Jeski merawat ayahnya seorang diri, karena sudah lama ibunya sudah lama tidak tinggal bersama lagi.
“Sebisa-bisa saya merawat bapa, dan kalau bau ingin makan paling saya hanya bisa memasak mie rebus saja, “terang Jeski, saat PNews menjambanginya. (24/4)
Sudah beberapa waktu ini, kata Jeski, ayahnya tidak bisa kemana-mana hanya terbaring lemas tak berdaya, walau sudah diperiksa dokter.
“Mudah-mudahan bapa bisa segera sembuh agar dapat berjualan lagi seperti sebelum sakit, “ungkapnya pada PNews.
Sementara menurut salah seorang tetangganya, Entin, Herman sehari-harinya biasanya berprofesi sebagai pedagang daging keliling, tapi sekarang sudah lama tidak jualan karena penyakitnya ia hanya bisa terbaring diatas alas seadanya.
Kata Etin, ia merasa prihatin jika melihat keadaan mereka harus hidup berdua antara ayah dan anaknya yang masih kecil, sehingga Entin pun berharap ada tangan-tangan dermawan atau bantuan pemerintah bisa membantu keluarga Herman.
Di tengah gencarnya upaya untuk memutusa mata rantai pandemi Virus Corona, salah satunya dengan pendataan warga yang pemudik dan pendataan bantuan sosial pada masyarakat akibat wabah covid-19 ini, Herman terbaring sakit tak berdaya tidur di alas tipis ditemani anaknya yang masih kecil, luput dari perhatian pemerintah. (TITO)