HASIL SURVEY LSI, BALON PASANGAN JEJE-UJANG ENDIN (JUARA) UNGGULI H ADANG-SUPRATMAN (AMAN)
https://www.pangandarannews.com/2020/07/hasil-survey-lsi-balon-pasangan-jeje.html
PANGANDARANNEWS.COM-Hasil survey yang dilakukan tanggal 5-10 Juli 2020, bakal calon (balon) H. Jeje Wiradinata yang berpasangan dengan H. Ujang Endin Indrawan (JUARA), masih tetap menduduki ranking atas dari balon lainnya.
Dari analisis hasil survey Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Network Denny ja, kecendrungan pemilih pada Pilkada Kabupaten Pangandaran yang disampaikan melalui zoom meeting kepada pers (18/7), menggunakan metode standar, seperti multistage random sampling, wawancara tatap muka dari jumlah responden 440 dengan margin of error 4,8%.
Menurut salah seorang tim survey, Jeje Wiradinata memilki elektabilitas tinggi dan jauh meninggalkan balon lainnya baik dalam simulasi perorangan maupun pasangan, dengan rincian, dalam simulasi perorangan, 73,0%, meninggalkan Adang Hadari dengan nilai 23,0%. Begitu juga pada simulasi pasangan, Jeje Wiradinata – Ujang Endin unggul telak 67,7% ditas pasangan Adang Hadari – Supratman (AMAN) dengan 26,8%. Dan menyisakan swing voter 5,5%.
Masih kata tim survey, jika melihat posisi tingkat elektabilitas pasangan JUARA menjadi tidak mudah untuk pasangan AMAN untuk memenangkan “pertarungan” pada Pilkad Kabupangandaran yang akan digelar tanggal 9 desember 2020 mendatang.
“Dan variabel ini biasanya sering dijadikan indikator kuat atau lemahnya seorang kandidat incumbent untuk terpilih kembali, “jelasnya.
Sebagai incumbent, menurutnya, Jeje memiliki tingkat kepuasan publik dengan segudang prestasi kinerja, seperti 69,3% cukup puas dan 15,7% sangat puas, dan jika ini digabungkan akan tembus ke angka 85% tingkat kepuasan masyarakat pada Jeje Wiradinata selama memimpin Kabupaten Pangandaran, dan angka kepuasan masyarakat yang tinggi ini biasanya calon incumbent berpotensi untuk terpilih kembali.
Hal lainnya, Jeje Wiradinata mempunyai bekal tingkat pengenalan dan kesukaan yang sangat tinggi, sebesar 99,3% (pengenalan) dan 92,7% (kesukaan) serta Jeje juga telah mengantongi sejumlah pemilih militant (strong supporter) yang tinggi, sebesar 35,4%, sementara untuk Adang Hadari baru 21,1%.
“Dan sama, angka-angka ini juga sering dijadikan sebuah indikator tingginya potensi keterpilihan seorang calon, “katanya lagi.
Lebih jauh ia mengatakan, dari ratusan kali pengalaman survei yang dilakukan LSI, calon yang punya pemilih militant diatas 30% selalu memenangkan pertarungan.
Sementara faktor lain yang yang tak kalah penting dan selalu menjadi indicator kemenangan, dari peta distribusi dukungan di aneka segmen demokrafis yang cukup merata, baik suku, agama, gender, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan bahkan sebaran dukungan di setiap zona dan dapil. Dan dalam survei juga memotret penilaian publik atas kinerja Jeje Wiradinata dalam menangani wabah pandemi Covid-19, ada sekitar 81,8 % masyakarat Kabupaten Pangandaran, menilai Jeje cukup dengan kriterian baik (61,6% ) dan sangat baik (22,0%).
“Tentu saja ini juga tentu menjadi modal awal untuk Pak Jeje bisa terpilih kembali karena ini merupakan gambaran tingkat kepuasan dan kesukaan serta respon positip publik kepada
kepemimpinan beliau, “imbuhnya.
Disoal balon Wakil Bupati dari kedua pasangan, hasil survey sejauh ini memang belum ada sosok yang memberi andil suara tambahan cukup besar kepada JUARA dan AMAN, karena baik Supratman maupun Ujang Endin masih harus kerja keras agar posisinya balon wakil bisa mengkatrol atau memberi sumbangan elektabilitas pasangannya.
Survey juga mendapati, seperti temuan pada survei LSI sebelumnya, merupakan PR besar baik untuk calon atau para stakeholder seperti KPU, terkait masih rendahnya pengetahuan masyarakat pada pelaksanaan Pilkada Pangandaran 2020, dengan hasil survey hanya 9,3% publik yang mengaku tahu dengan menjawab tepat tanggal dan bulan pelaksanaan pilkada. Dan selebihnya, sekitar 78,7% publik mengaku tidak tahu/tidak jawab/ dan salah menjawab kapan Pilkada akan dilaksanakan.
Isu krusial lain yang juga harus diwaspadai dan diantisipasi, khususnya dalam kontek agar Pilkada lebih berkualitas dan berjalan demokratis, masih tingginya respon publik pada money politic (politik uang), ada sekitar 57 % public di Pangandaran mengaku politik uang ini sangat wajar (8,6%) dan cukup wajar (48,6%).
“Dan tentu saja data seperti ini biasanya menjadi good news untuk calon yang berkapital besar dan bad news untuk yang mempunyai “amunisi” pas pasan. “pungkasnya. (PNews)
Dari analisis hasil survey Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Network Denny ja, kecendrungan pemilih pada Pilkada Kabupaten Pangandaran yang disampaikan melalui zoom meeting kepada pers (18/7), menggunakan metode standar, seperti multistage random sampling, wawancara tatap muka dari jumlah responden 440 dengan margin of error 4,8%.
Menurut salah seorang tim survey, Jeje Wiradinata memilki elektabilitas tinggi dan jauh meninggalkan balon lainnya baik dalam simulasi perorangan maupun pasangan, dengan rincian, dalam simulasi perorangan, 73,0%, meninggalkan Adang Hadari dengan nilai 23,0%. Begitu juga pada simulasi pasangan, Jeje Wiradinata – Ujang Endin unggul telak 67,7% ditas pasangan Adang Hadari – Supratman (AMAN) dengan 26,8%. Dan menyisakan swing voter 5,5%.
Masih kata tim survey, jika melihat posisi tingkat elektabilitas pasangan JUARA menjadi tidak mudah untuk pasangan AMAN untuk memenangkan “pertarungan” pada Pilkad Kabupangandaran yang akan digelar tanggal 9 desember 2020 mendatang.
“Dan variabel ini biasanya sering dijadikan indikator kuat atau lemahnya seorang kandidat incumbent untuk terpilih kembali, “jelasnya.
Sebagai incumbent, menurutnya, Jeje memiliki tingkat kepuasan publik dengan segudang prestasi kinerja, seperti 69,3% cukup puas dan 15,7% sangat puas, dan jika ini digabungkan akan tembus ke angka 85% tingkat kepuasan masyarakat pada Jeje Wiradinata selama memimpin Kabupaten Pangandaran, dan angka kepuasan masyarakat yang tinggi ini biasanya calon incumbent berpotensi untuk terpilih kembali.
Hal lainnya, Jeje Wiradinata mempunyai bekal tingkat pengenalan dan kesukaan yang sangat tinggi, sebesar 99,3% (pengenalan) dan 92,7% (kesukaan) serta Jeje juga telah mengantongi sejumlah pemilih militant (strong supporter) yang tinggi, sebesar 35,4%, sementara untuk Adang Hadari baru 21,1%.
“Dan sama, angka-angka ini juga sering dijadikan sebuah indikator tingginya potensi keterpilihan seorang calon, “katanya lagi.
Lebih jauh ia mengatakan, dari ratusan kali pengalaman survei yang dilakukan LSI, calon yang punya pemilih militant diatas 30% selalu memenangkan pertarungan.
Sementara faktor lain yang yang tak kalah penting dan selalu menjadi indicator kemenangan, dari peta distribusi dukungan di aneka segmen demokrafis yang cukup merata, baik suku, agama, gender, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan bahkan sebaran dukungan di setiap zona dan dapil. Dan dalam survei juga memotret penilaian publik atas kinerja Jeje Wiradinata dalam menangani wabah pandemi Covid-19, ada sekitar 81,8 % masyakarat Kabupaten Pangandaran, menilai Jeje cukup dengan kriterian baik (61,6% ) dan sangat baik (22,0%).
“Tentu saja ini juga tentu menjadi modal awal untuk Pak Jeje bisa terpilih kembali karena ini merupakan gambaran tingkat kepuasan dan kesukaan serta respon positip publik kepada
kepemimpinan beliau, “imbuhnya.
Disoal balon Wakil Bupati dari kedua pasangan, hasil survey sejauh ini memang belum ada sosok yang memberi andil suara tambahan cukup besar kepada JUARA dan AMAN, karena baik Supratman maupun Ujang Endin masih harus kerja keras agar posisinya balon wakil bisa mengkatrol atau memberi sumbangan elektabilitas pasangannya.
Survey juga mendapati, seperti temuan pada survei LSI sebelumnya, merupakan PR besar baik untuk calon atau para stakeholder seperti KPU, terkait masih rendahnya pengetahuan masyarakat pada pelaksanaan Pilkada Pangandaran 2020, dengan hasil survey hanya 9,3% publik yang mengaku tahu dengan menjawab tepat tanggal dan bulan pelaksanaan pilkada. Dan selebihnya, sekitar 78,7% publik mengaku tidak tahu/tidak jawab/ dan salah menjawab kapan Pilkada akan dilaksanakan.
Isu krusial lain yang juga harus diwaspadai dan diantisipasi, khususnya dalam kontek agar Pilkada lebih berkualitas dan berjalan demokratis, masih tingginya respon publik pada money politic (politik uang), ada sekitar 57 % public di Pangandaran mengaku politik uang ini sangat wajar (8,6%) dan cukup wajar (48,6%).
“Dan tentu saja data seperti ini biasanya menjadi good news untuk calon yang berkapital besar dan bad news untuk yang mempunyai “amunisi” pas pasan. “pungkasnya. (PNews)