DIHARAP JADI PENGGERAK DUNIA JURNALISTIK 3 MAHASISWA STITNU AL-FARABI PANGANDARAN IKUTI SEKOLAH JURNALISTIK
PANGANDARANNEWS.COM – Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) Al-Farabi Pangandaran berberpa hari lalu mengirimkan tiga kadernya, Ujang Sirojul Fauzi, Amarulloh dan Gugun Taufik Hidayat untui mengikuti sekolah jurnalistik yang diselenggarakan Pengurus Cabang PMII Ciamis, BERTEMPAT di Wisma Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Ciamis. (10/07)
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari yang diikuti belasan peserta ini mengusung tema "Jurnalis Muda Berkarya dalam Implementasi Kritis Transformatif Produktif" dengan menghadirkan beberapa narasumber serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat
Seperti disampaikan Ketua Kaderisasi PK PMII STIT NU Al Farabi,Muhamad Dafa Chrisyara, PMII sebagai organisasi mempunyai sistem kaderisasi melalui tiga bagian, kaderisasi Formal, In Formal dan Non Formal.
Dikatakan Dafa, kaderisasi formal seperti Masa Penerimaan Anggota Baru (MaPaBa) Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pelatihan Kader Lanjut (PKL) dan paling atas ada Pelatihan Kader Nasional (PKN). Kedua, Kaderisasi Non Formal seperti pelatihan jurnalistik sekolah advokasi, sekolah Aswaja dan pelatihan pelatihan lainnya.
“Dan terakhir kaderisasi In Formal dengan tujuan anggota mampu mengaplikasikan yang pernah dipelajari selama di organisasi, seperti rutinitas diskusi mingguan, bakti sosial dan kegiatan positif lainnya, “terang Dafa.(12/7)
Sementara terkait pendelegasikan tiga kader ini, kata Dafa, ini dalam upaya pengkaderan sekaligus meningkatan kualitas kader dalam bidang jurnalistik.
Dan sekedar mengingatkan, Ketua Umum Pertama PB PMII Mahmub Djunaedi ini juga pernah menjadi ketua umum Persatuan Wartawan IndonesiaPusat periode 1965-1970, sehingga sebagai kader PMII harus mampu melanjutkan perjuangannya dan melahirkan generasi jurnalis yang handal.
Dafa juga berharap dari tiga kader yang mengikuti pelatihan juranlis ini mampu untuk mengembangkan dan menjadi motor penggerak bagi anggota dan kader lainnya dalam dunia jurnalistik dan bisa menghasilkan karya yang hebat, paling tidak setelah mengikuti pelatihan tersebut mampu menguasai literatur penulisan sesuai standar kode etik jurnalistik hingga nantinya diharapkan bisa mentransformasikan gagasan yang didapat dalam tulisan.
“Dan ini menjadi penting di tengah perkembangan arus informasi yang berkembang pesat, “pungkasnya. (YUSUPSIDIK)