Butuh Peremajaan, Kelapa Pangandaran Kalah Bersaing Dengan Kelapa Sumatera
PANGANDARANNEWS.COM - Mungkin sudah saatnya pohon kelapa di Kabupaten Pangandaran dilakukan peremajaan, pasalnya agar buah kelapa yang dihasilkan bisa bersaing dengan kelapa dari daerah lain.
Seperti disampaikan Humas PTPacific Eastern Coconut Utama (Pecu) Pangandaran, Roni, menurutnya saat ini pasokan buah kelapa dari Kabupaten Pangandaran sudah tidak bisa memnuhi kebutuhan produksi.
Kelapa dari Pangandara ujar Roni, hanya mampu memasok 20 persen dari seluruh kebutuhan produksi di PT Pecu dan sisanya dikirimdari luar daerah, seperti "jelas Roni. Palembang, jambi dan Riau.
"Harganya pun tidak jauh beda dengan kelapa Pangandaran, "jelas Roni.(03/01)
Roni menuturkan, selama ini untuk kebutuhan produksi PT Pecu membeli kelapa langsung dari bandar dengan harga Rp 3 ribu per kilonya, namun harga ini bisa fluktuatip.
Roni mengaku untuk saat ini PT Pecu masih belum mampu jika harga kelapa tersebut, karena jika harus membeli dengan harga Rp 4 ribu tentu ini akan berpengaruh pada produksi.
Roni memyebut, untuk ukuran kelapa Pangandaran ini lebih kecil dinanding kelapa dari luar, ini mungkin disebabkan di Sumatera pohon kelapa tumbuhnya di lahan gambut sementara di Pangandaran kebanyakan kelapa tumbuh di pesisir pantai. Selain itu kelapa Sumatera itu dipetik saat sudah tua, biasanya usia buah kelapa di Sumatera ini sekitar 3 bulan.
"Bahkan ada yang sampai berjatuhan, sementara di Pangandaran dalam usia 1 bulan saja sudah dipetik, "ujarnya.
Roni juga mengatakan, saat ini pohon kelapa di Pangandaran sudah banyak yang tua sehingga perlu adanya peremajaan.
"Saya berharap ke pemerintah agar ada peremajaan pohon kelapa sehingga produksinya pun bisa lebih meningkat, "imbuhnya.
Sentara menurut petani kelapa asal Kecamatan Parigi Tatang Tunggar (30), harga buah kelapa dari petani ke bandar dijual dengan harga Rp 1.5 ribu per butirnya.
Dengan harga tersebut Tatang mengaku masih tentu sangat murah.
"Kalau dulu bisa mencapai Rp 3 ribu per buah, bahkan bisa lebih, "kata Tatang. (PNews)