Ketua DPRD Pangandaran Dan Fraksi PDI Perjuangan Bantu Siswa Tak Mampu Beli Seragam Karena Uang Tabungan Mandek
PANGANDARANNEWS.COM - Penyelesaian terkait pengembalian tabungan siswa di sejumlah sekolah di Kabupaten Pangandaran hingga kini masih terus berlanjut, dan akibatnya sejumlah orang tua murid pun keluhkan hal ini.
Seperti dituturkan salah seorang tua siswa, Armilah (56) warga Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang. Menurutnya ia harus menahan rasa malu karena anaknya Ibrahim (12) harus memakai pakaian SD saat melanjutkan sekolahnya di MTS,
Ibrahim merupakan siswa kelas 6 SD Negeri 2 Kondangjajar, Cijulang, Pangandaran yang lulus tahun ini.
Kata Armilah, anaknya sekarang akan melanjutkan sekolah ke MTS, namun yang sebelumnya ia mengandalkan uang tabungan untuk melanjutkan sekolah, namun karena tabungan anaknya tidak bisa diambil, Armilah pun mengaku merasa bingung karena tidak ada biaya untuk membeli keperluan sekolah anaknya seperti seragam dan lainnya.
"Tabungan anak saya sebesa Rp 2, 8 juta itu benar-benar hasil menabung anak saya selama 4 tahun di SD Negeri 2 Kondangjajar," jelas Armilah.(30/06)
Menanggai hal tersebut, beberapa hari lalu sejumlah anggota DPRD Pangandaran dari fraksi PDI Perjuangan yang dipimpin langsung Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin pun langsung bereaksi turun tangan untuk membantu siswa tersebut.
Anggota DPRD fraksi PDI Peejuangan pun gotong-royong membantu keluarga Armilah dengan memberikan sejumlah paket buku, seragam sekolah, tas, dan uang tunai.
Kepada sejumlah awak media, Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin mengatakan, ini bukan persoalan tabungan tetapi bantuan kepada siswa tak mampu yang mandek tabungannya ini memang harus dibantu.
"Dan kami dari fraksi PDI Perjuangan langsung merespon situasi ini dengan cara bergotong-royong untuk membantunya," kata Asep.(30/06)
Asep pun memberikan saran agar timsus bisa memilah mana siswa yang termasuk golongan tidak mampu dan mampu, sehingga jangan sampai karena tabungan mandek siswa tidak bisa melanjutkan sekolah.
Asep menyebut pemda harus bisa hadir dengan cara memilah mana yang kurang mampu, apabila anak tidak melanjutkan sekolah pemda harus menjadi garda terdepan.
"Perlu adanya pemilihan terkait siswa tidak mampu untuk memberikan motivasi kepada mereka," imbuhnya. (hiek)