Saat Ini Perlu Diawasi dan Ditertibkan Lagi Zonasi Perahu Wisata Di Pantai Pangandaran
PANGANDARANNEWS.COM - Menanggapi terjadinya kecelakaan laut sebuah perahu pesiar yang menabrak seorang bocah wisatawan asal Bandung yang sedang berenang di pantai barat hingga menyebabkan korban meninggal dunia pada hari minggu (02/07) lalu, anggota DPRD Pangandaran dari fraksi Golongankarya, Ade Ruminah SH sangat menyayangkan insiden tersebut terjadi.
Ade mengatakan, insiden ini seharusnya tidak terjadi karena soal zonasi sebenarnya sudah ada, antara perahu dan tempat wisatawan berenang, hanya tinggal penertibanya saja.
Karena sudah ada zonasi perahu wisata dan wisatawan tersebut, maka, menurutnya, pengawasan dan penertiban harus dilakukan.
"Harus ada petugas pantai dan dari dinas terkait," ungkapnya.(04/07)
Ade mengatakan, perahu wisata ini kadang menyampur dengan lokasi berenang sehingga rentan terjadi kecelakaan laut, berbeda dengan perahu nelayan yang memang sudah tidak ada pantai barat.
Ade menyebut pihaknya akan segera membahas hal ini dalam rapat kerja dengan mengumpulkan pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata dan stake holder wisata lainnya.
Ia juga berharap kejadian kecelakaan laut itu sampai terulang lagi karena ini tentu akan berimbas pada kunjungan, salah satunya disebabkan wisatawan merasa tidak nyaman. Padahal target wisata di Pangandaran seharusnya sudah zero accident termasuk soal rambu di zona larangan berenang, itu juga harus dievaluasi agar tidak terjadi lagi wisatawan yang terseret arus saat berenang.
Hal senada disampaikan Ketua Paguyuban Perahu Wisata Kabupaten Pangandaran, Miswan, soal zonasi tersebut memang sudah ada, tapi memang wisatawan sangat membludak dan bercampur dengan zona perahu pesiar.
Kata Miswan, zonasi ini memang perlu dilakukan agar wisatawan dan perahu pesiar tidak bercampur lagi, seperti dari pos lifeguard ke Cagar Alam itu zonasi perahu dan dari pos lifeguard ke Hotel Sandaan itu untuk bercampur.
Miswan menambahkan, perahu wisata (pesiar) siap diatur dan dibina, karena pekerjaan mereka memang beresiko.
"Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah, tapi jangan sampai merugikan kami juga," ucapnya.(hiek)