Wah ! Ternyata Kabupaten Pangandaran Menempati Ranking Satu Penghasil Manggis Di Dunia


PANGANDARANNEWS.COM
– Tidak semua masyarakat mengetahui ternyata buah manggis yang dihasilkan dari para petani di Kabupaten Pangandaran menjadi ranking satu di Indonesia, bahkan di dunia.

Seperti disampaikan Kepala Departemen Analisis Farmasi Dan Kimia Medisinal sekaligus Dosen Imu Farmasi Universitas Padjdjaran (Unpad)Bandung, Prof. apt. Muchtaridi, Ph.D, ia mengakun kaget karena dari data yang diperoleh ternyata saat ini manggis dari Pangandaran ada pada ranking 12 di Jawa Barat.

“Ranking satu penghasil manggis di Indonesia kan  Jawa barat,” terang Muchtaridi pada PNews, usai Pertemuan dengan Bupati Pangandaran di Pendopo Parigi.(17/10)

Setelah melalui analisis, kata Muchtaridi, baik dari kualitas, kuantitas dan rasa ternyata manggis yang dihasilkan dari para petani di Kabupaten Pangandaran ini menjadi ranking satu di Jawa Barat. Dan seperti diketahui, Jawa barat ini menjadi ranking satu penghasil manggis di Indonesia.

Sementara di tingkat internasional, dari sejumlah negara seperti Thailan, Vietnam dan Singapura ternyata  Indonesia merupakan ranking satu penghasil manggis di dunia.

“Tadi Pa Bupati juga mengaku kaget karena baru mengetahui bahwa manggis Pangandaran jadi ranking satu di dunia,” ungkapnya.

Muchtaridi  juga menerangkan, saat ini Unpad akan melakukan kerjasama dengan Pemda Kabupaten Pangandaran untuk lebih mengoptimalisasi manggis ini baik menjadi makanan olahan atau pun bahan farmasi.

Dengan anggaran berupa hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muchtaridi menyebut, pihaknya akan membangun pusat pengolahan manggis yang berlokasi di Desa Parakanmagngu Kecamatan Parigi.

Ia menambahkan, isi buah manggis tersebut bisa diolah menjadi makanan seperti kripik, brownis dan olahan lainnya yang mempunyai nilai jual tambah.

“Sementara kulitnya akan dijadikan bahan obat herbal atau farmasi,” ujarnya.

Prof. apt. Muchtaridi, Ph.D
Intinya, kata Muchtaridi, pengolahan ini disamping dapat membantu petani dalam pemasaran manggis terutama saat panen raya yang harganya bisa anjlok hingga 60 %, juga nantinya diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Sementara saat diminta komentarnya Kepala Dinas Pwrtanian Kabupaten Pangandaran, Yadi Gunawan, S.Hut, MM mengatakan, selama ini memang manggis dari Pangandaran sudah menembus pasar ekspor.

Namun sayang, kata Yadi, karena dari para petani Pangandaran manggis tersebut dijual ke pengepul atau pasar di Kabupten Tasikmalaya, maka manggis yang selama diekspor  pun berganti label menjadi manggis Tasik. 

“Ini sudah lama terjadi, manggis yang dihasilkan para petani kita menjadi manggis Tasik,” kata Yadi.

Disoal kerjasama yang dilkakukan dengan Unpad ini, Yadi mengaku saat ini pihaknya sedang menjajagi serta  mengkaji hal ini, apakah ini bisa lebih menguntungkan atau malah sebaliknya.

Namun kata Yadi, dari hasil pertemeuannya dengan pihak Unpad di depan bupati, manggis yang bakan diolah ini merupakan jenis yang kualitasnya dibawah kualitas ekspor.

“jadi ekspor terus berjalan, sementara manggis yang tidak masuk kualitas ekspor itu yang akan diolah baik menjadi makanan olahan atau kulitnya yang akan dijadikan bahan obat herbal,” terang Yadi. (hiek)


Related

berita 5151502507702167490

Posting Komentar

emo-but-icon

item