KAmisama Ajak Warga Banjar Olah Sampah Jadi Cuan
PANGANDARANNEWS.COM/BANJARNEWS -Kawasan Minimasi Sampah Mandiri (KAmisama) merupakan indikator penggerak pengolahan sampah yang di resmikan Wakil Wali Kota H Nana Suryana di lingkungan Katapang Kelurahan Karang Panimbal, Kecamatan Purwaharja Kota Banjar.
KAmisama membangun dan meluncurkan program dengan tidak menggunakan APBD, namun dengan investor Hejotekno yang peduli pada lingkungan hidup khususnya dalam pengolahan sampah.
Dalam acara yang dibuka Wakil Walikota beberapa hari lalu, turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat DR. Ir.Prima Mayaningtyas, Ketua Umum Gerakan Hejo Indonesi H Eka Santosa, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar, Kepala Dinas Perhubungan, Ketua DPRD H Dadang Kalyubi, ketua DPD Geraka Hejo Kota Banjar Aep Sutisna (Eky) dan para undangan dari elemen masyarakat.
Aep turut berperan aktip bersama KAmisama sebagai bentuk kepedulian terhadap pengelolaan KAMISAMA, pada masalah lingkungan hidup yang sering melakukan kegiatan sosial seperti bedah rumah dan Gerakan Hejo lainnya.
Hejotekhno turun langsung ke tengah masyarakat dan tidak ragu untuk terus melakukan kordinasi dengan masyakat, karena dasarnya Hejotekno ini sama sekali tidak menggunakan dana dari APBD Banjar tapi menggunakan Dana pribadi, seperti yang digunakan untuk membeli alat yang cukup mahal membangun tempat pengelolaan sampah dan menggerakan laju operasional pengelolaan sampah.
Di acara tersebut dalam sambutannya Wakil Walikota Banjar Nana Suryana mengatakan, dengan adanya Kawasan Minimasi Sampah Mandiri maka pengelolaan sampah pun diharapkan bisa dmlebih efektif dan bermanfaat.
Saat ini, kata Nana dari data penduduk Kota Banjar tercatat ada 207.000 jiwa, artinya tumpukan sampah seiring dengan terus bertambahnya penduduk terus bertambah hingga saat ini tercatat sampah di Kota Banjar mencapai 50 ton per hari.
"Sampah ini menjadi masalah klasik, namun mudah-mudahan dengan pola pengelolaan sampah ini bisa mengantisipasi agar tidak ada penumpukan sampah di TPA Cibeureum," kata Nana.(29/11)
Dengan pola KAmisama, terang Nana, ada beberapa mekanisme alur sampah yang di pangkas, seperti sampah diambil dari sumber sampah yaitu dari rumah ke TPS lalu dikelola di TPS KAmisama.
Sementara Ketua umum Gerakan Hejo Indonesia sekaligus tokoh Banjar yang menginpirasi lahirnya kerjasama pengelolaan sampah dengan Pemerintah kota Banjar,
H. Eka Santosa, menurutnya dengan munculnya angka produksi 10 ton sampah per satu sift selama 12 jam, ini berada pada lima Kabupaten/kota di Jawa Barat termasuk Karawang, Bandung, Garut dan Kota Banjar.
Namun dengan adanya KAmisama Eka yakin akan menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, karena KAmisama dengan berbasis pada marketing produktif seperti halnya UMKM yang mampu mwngolah sampah menjadi produk yang bisa menjadi penghasil bagi masyarakat, sehingga akan terwujud lingkungan menjadi bersih dan masyarakat pun sejahtera.
"Saya menekankan disini pentingnya partisipasi baik pemerintah atau pun masyarakat untuk aktif dalam memproses pengelolaan sampah ini," tegasnya.
Di tempat terpisah dirut KAmisama Berta Kurniawan mengatakan, KAmisama adalah kita, kita adalah sama yang mempunyai peran yang sama untuk menciptakan lingkungan bersih tanpa sampah.
"Dan kami adalah marketing sampah yang akan menciptakan sampah menjadi Uang," ungkapnya. (titosantiko)