Desa Jalatrang Ciamis Jadi Pusat Pruduksi Cemilan Berbahan Dasar Ubi Ungu
PANGANDARANNEWS.COM/CIAMISNEWS - Pemerintah desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis kembangka UMK masyrakat melalui oprogram inovasi desa, masyarakat umum dan kelompok mitra khususnya.
Salah satunya dalam pengembangan budidaya ubi jalar ungu organik, pasalnya saat ini dirasa masih minim masyarakat yang mengebagkan inovasi berbagai makanan ubi jalar ungu menjadi berbagai produk khas, kemasan hingga dalam urusan branding.
Demikian disampikan Kepala Desa Jalatrang Dadi Haryadi, saat ditemui PNews di ruang kerjanya.(07/03)
"Permasalahan ini merupakan masalah yang bisa diselesaikan dengan solusi dari penerapan Inovasi wira usaha masyarakat desa di Desa jalatrang," ungkapnya.
Kegiatan inovasi wira desa di Desa Jalatrang, kata Dadi, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra UMKM desa melalui penyuluhan, diskusi, pelatihan, demontrasi dan pendampingan tentang pengembangan hasil budidaya ubi jalar ungu organik berbasis produk inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menambahkan, warga Desa jalatrang memanfaatkan kegiatan ini berdasarkan tahapan pelaksanaan kegiatan Inovasi Wira Desa ini dapat bersifat langsung (direct effect) maupun tidak langsung (indirect effect).
Manfaat yang bersifat langsung, jelas Dedi, adalah hasil yang langsung dirasakan masyarakat khususnya mitra UMKM membuat bertambahnya pendapatan keluarga. Sementara secara tidak langsung, dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya.
"Dan manfaat umumnya tentu dapat memberikan dampak terhadap perekonomian rumah tangga maupun wilayah sekitarnya," ucapnya.
Dadi mengaku hasil kegiatan Inovasi Wira Desa di Desa jalatrang dalam pengembangan hasil budidaya ubi jalar ungu organik berbasis inovasi produk dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perekonomian masyarakat pelaku UMKM khususnya dan masyarakat Desa jalatrang.
"Aneka cemilan dari ubi ungu ini mulai diproduksi tahun 2022 dan saat ini menjadi oleh-oleh khas Kampung Biru Desa Jalatrang," jelasnya.
Dadi juga mengatakan,, cemilan ubi ungu ini terdiri dari dua pilihan, basah dan kering. Untuk jenis basah ada brownis, onde, getuk, puding, kue putu dan bugis. Sedangkan untuk yang kering ada keripik ubi ungu, rangining, sistik, kremes, dan akar kalapa.
Menurut Dadi, awalnya oleh-oleh ini diproduksi untuk mendukung Wisata Kampung Bungur sebagai Kawasan Ketahanan Pangan beberapa tahun lalu. Di lokasi tersebut ditanam ubi ungu yang menjadi ciri khasnya, namun ketika itu para petani enggan menanam ubi ungu karena tidak laku dijual.
Lalu Dadi pun mencoba menanam dan mengolahnya menjadi cemilan seperti keripik untuk oleh-oleh, dan ternyata setelah diolah menjadi cemilan saat ini harga ubi ungu harganya mengalami kenaikan sehingga m masyarakat pun sangat antusias menanam kembali.
"Dengan adanya olahan dari hasil produksi pertanian ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dan mengembangkan produksi pertanian yang ada di desa kami," pungkasnya.(anwarwaluyo)