Antisipasi Potensi Gempa Megathrust dan Tsunami, Pemkab Pangandarahn Pastikan EWS Masih Aktif

PANGANDARANNEWS.COM -  Berada dalam bayang-bayang potensi gempa Megathrust dan Tsunami, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran sudah melakukan berbagai antisipasi dan mitigasi bencana.

Seperti disampaikan Asisten Daerah (Asda) I Kabupaten Pangandaran Rida Nirwana, tahun ini Pemerintah daerah Pangandaran mendapat bantuan dari Provinsi untuk melengkapi peralatan mitigasi bencana, termasuk didalamnya rambu-rambu jalur evakuasi.

"Ada sekitar 900 alat, bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Barat ini," terang Rida, saat menhadiri Apel Kesiapsiagaan Darurat Kekeringan dan Simulasi Potensi Megathrust di gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) di kawasan Pasar Wisata Pangandaran.(06/08/24)

Menurutnya, bantuan ini harus dijaga oleh masyarakat Pangandaran, jangan sampai disalahgunakan apalagi untuk hal-hal yang tidak diinginkan. 

Seperti alat Ealry Warning System (EWS)  Tsunami, kata Rida, sekarang sudah aktif semua walaupun jumlahnya tidak banyak.

"Dan pada setiap tanggal 26 kita bunyikan untuk mengecek dan pemeliharaanya," ujarnya.

Sejauh ini, imbuh Rida, baru ada lima EWS di Kabupaten Pangandaran, diantaranya di Kecamatan Pangandaran sebanyak empat buah, yakni di Pantai Barat 2, Kantor Telkom 1, kecamatan 1 dan Bojongsalawe.

Ia juga menyebut, Pemda saat ini sedang memetakan wilayan yang berpotensi terkena dampak Tsunami seperti yang disebutkan BPNPB, tidak semua wilayah Pangandaran akan terdampak.

“Setiap tahun kami selalu melalukan sosialisasi mitigasi bencana kepada setiap lapisan masyarajat, serta membentuk desa siaga bencana,” ucapnya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Harian BPBD Pangandaran Untung Saeful Rokhman mengatakan, wilayah yang berpiotensi terdampak megatrust ataupun tsunami berada sepanjang garis pantai Pangandaran, di 16 desa yang ada di 6 kecamatan.

Sementara Dandim 0625/Pangandaran Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, M.IP, menam,bahkan, Kabupaten Pangandaran memiliki indeks kerawanan bencana sebesar 147,65, yang menunjukkan kategori risiko sedang, indikator ini berdasarkan potensi gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah tersebut.

Gempa bumi di Kabupaten Pangandaran, menurutnya, diperkirakan dapat berdampak pada sekitar 130.000 jiwa yang tersebar di berbagai wilayah. Oleh karena itu, pentingnya sistem peringatan dini atau EWS diangkat sebagai prioritas dalam mengantisipasi potensi bencana. 

“Dan simulasi tsunami diadakan setiap dua tahun sekali sebagai bagian dari upaya pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah,” kata Dandim.

Ia juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam mengenai risiko gempa bumi mengingat posisi geografis Indonesia yang rentan terhadap bencana alam, kesiapsiagaan tidak boleh diabaikan salah satunya dengan momentum ini untuk mengevaluasi sistem evakuasi dan jaringan komunikasi berbasis komunitas.

“Tujuan dari kegiatan apel kesiapsiagaan ini diantaranya untuk membangun dan melatih kembali kesiapan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana,” tegasnya.(hiek)



Related

berita 3518088308468381773

Posting Komentar

emo-but-icon

item